Pengikut

Sabtu, 16 April 2016

Tour guide sehari, Farm House Bandung

Lagi, saya akan mengisahkan perjalanan saya yang nyaris basi. Bulan lalu ketika saya masih menetap di Bandung saya kedatangan tamu dari pulau seberang, one of my best friends mamen Hartil, my travelmate datang jauh- jauh dari Makassar ke Bandung. Kami akan melakukan tour singkat Jateng-Jogja (salah satu perjalanan di Semarang sudah saya tuliskan pada 2 tulisan sebelumnya). Sebelum bertolak ke tujuan utama, kami jalan- jalan sekitar Bandung yang tentunya tidak terlalu jauh dari pusat kota dan.....yang terpenting, bisa diakses menggunakan angkot, he he. Alhasil, setelah intip sana sini, kami putuskan ke beberapa lokasi tempat wisata, salah satunya adalah Farm House, tempat wisata di daerah Lembang yang lagi happening. Berhubung saya yang menjadi tuan rumah, otomatis saya yang menjadi tour guide. Aslinya sih saya juga belum pernah ke tempat ini, xixixixixi...... Tapi kan setidaknya saya lebih tahu dunia perangkotan di Bandung :D.

12 April 2016.
Karena waktu yang terbatas (kami sudah ada tiket ke Semarang untuk malam harinya) jadi jam 6 pagi kita sudah ready buat berwisata ke Kota Bandung. Sebelum menuju ke Farm House, kami mampir dulu (ini bukan mampir karena beda arah) ke Gedung Sate, karena teman saya ini ngotot mau foto di depan landmark Kota Bandung. Baiklah, masih pagi buta ini. Setelah pemotretan singkat di Gedung Sate selesai, dari depan tempat ini kami menaiki angkot Cicaehum - Ledeng turun di tujuan terakhir angkot yakni Terminal Ledeng. Perjalanan cukup jauh (20 - 30 menit) dengan biaya Rp. 5.000, untung kami berangkat pagi- pagi jadi Alhamdulillah lancar. Dari Terminal Ledeng (tidak masuk ke terminal, cukup di depan saja) kami mengambil angkot jurusan Lembang, bilang saja ke sopirnya kalau mau ke Farm House, mereka pada tahu kok. Kontur jalan sudah mulai menanjak dan udara lebih dingin, ini tandanya kalau kita sudah ada di daerah Lembang. Hampir sama dengan jarak tempuh sebelumnya sekitar 20 - 30 menit kita sudah sampai tujuan. Dan, tadaaaaaaa..........ternyata Farm Housenya belum buka saudara- saudara. Banyak sekali antrian pengunjung.

bagian depan Farm House
Sempat kecewa juga, merasa rugi datang pagi- pagi, tahu begini kan kita bisa ke manaaaa.......gitu. Teman saya sempat menyarankan sambil mengisi waktu kita sebaiknya ke Taman Bogenia dulu, pulangnya baru mampir lagi ke sini. Tapi saya tetap bertahan dengan rencana awal, manatahu tidak lama lagi Farm House akan buka. Alhasil kami menunggu di seberang jalan, untung ada bangku warung yang belum buka yang disimpan diluar.

Antrian mobil pengunjung Farm House
Karena bosan menunggu, kami putuskan untuk bergabung dengan pengunjung yang lainnya. Dengan harapan saat gerbnag Farm House terbuka, kami bisa langsung masuk. Dan ternyata banyak ynag turun dari mobil masing- masing saking tidak sabarnya.
Ibu- ibu yang mengantri di depan pagar
Kumpulan Ibu- Ibu di atas seperti mau nagih hutang ya, hi hi hi.... Mungkin petugas Farm House takut kalau terlalu lama Ibu- Ibu ini menunggu mereka akan anarkis, hahahahah.... Jadi tidak lama kemudian pagar dibuka, dan seketika kami semua menyeruak berlomba- lomba masuk. Oh ya, sebenarnya ada dua gerbang untuk masuk ke Farm House. Karena kegesitan kami, akhirnya seketika kami sudah ada di dalam area Farm House dengan membayar tiket seharga Rp. 20.000. Tiket ini kemudian bisa ditukar dengan sosis bakar atau susu murni. Kami memilih menukarkan tiket kami dengan segelas susu murni, lumayan pemulihan tenaga setelah menunggu tadi.


Salah satu tempat penukaran tiket/ voucher

Susu murni Farm House
Sambil menikmati segarnya susu murni, kami terus berjalan masuk. Masih pagi, baru dibuka tapi pengunjung sudah begitu ramai.

Jalan masuk menuju area Farm House
Sepanjang jalan ini banyak terdapat tempat duduk jadi saat lelah, jangan ragu untuk istirahat sejenak :D, juga banyak terdapat tempat sampah, jangan buang sampah sembarangan!. Berikut beberapa spot yang sempat saya abadikan.

Toko Souvenir dan pernak- pernik orang kasmaran

Bagian dalam toko souvenir
 Tuh lihat sendiri kan isinya, semua yang dijual di sini bikin baper yang sedang single, hahahaaha

Jalan dengan pagar penuh gembok couple

Gembok alay
Ala- ala di Korea, banyak pasangan yang menyimpan gembok di pagar dengan harapan hubungan asmara mereka akan langgeng, so sweeeetttttt,,, huekkkkkk... (saya terlalu rasional dan terlalu 'deawasa' untuk melalukan ini,wkwkwk)


Bagian yang masih dalam renovasi
Ini masih area di luar, masih banyak lagi tempat- tempat unik di dalam Farm House. Cekidot....


Disediakan juga kostum yang bisa disewa

Salah satu restaurant di Farm House

Kita juga bisa memberi makan domba dan beberapa hewan lain

Rumah Hobbit
Nah ini nih maskotnya Farm House, Rumah Hobbit. Maaf ini gambar terbaik yang bisa saya dapatkan. Karena kalau mau mengambil gambar dari depan, harus antri, dan antrian panjangggggggggg sekali, Hayati lelah!.

Demikian perjalanan singkat kami di Farm House, kami kurang puas, salah sendiri datang di akhir pekan, wajarlah kalau pengunjung membludak. Kalau mau menikmati tempat wisata datang pas hari kerja, Insya Allah saingan sedikit, he he.

Kamis, 14 April 2016

I was born... To tell you I LOVE YOU!!!!

Daridulu saya memang gemar mendengarkan radio. Mungkin terdengar sedikit ketinggalan jaman, tapi ya saya menggemarinya. Mendengarkan radio memberikan keasyikan tersendiri, saya bisa mendapat referensi lagu- lagu yang sedang happening, mengetahui info banyak orang penting yang kadang luput dari berita- berita televisi atau hanya sekedar mendengar lagu yang direquest orang lain. Seperti semalam, saya tertegun mendengar sebuah lagu yang pastinya bukan lagu baru lagi dan sudah cukup familiar, tapi baru kali ini saya mendengar dengan saksama lagu ini ini. dan salah satu kalimat yang saya tangkap...
'I was born, to tell you I love you', wuihhhhhh entah karena sudah larut atau bagaimana saya tiba- tiba baper, hahahhaa.... Segera saya searching lagu tersebut dengan bermodalkan beberapa potongan kalimat yang saya ingat.

Taadaaaaaa............... trenyata ini lagu judulnya 'Your Call' dan dibawakan oleh secondhand Serenade... Pantas suara lembut mamas ini seperti tidak asing lagi ditelinga saya. Langsung saya download lagunya, dan beginilah kutipan lengkap lagu tersebut..

Gambar : Mbah Google

Waiting for your call, 
common sick,common I'm angry
common I'm desperate for your voice
Listening to the song we used to sing 
In the car, do you remember 
Butterfly, Early Summer
 It's playing on repeat, 
Just like when we would meet
Like when we would meet
 
Cause I was born to tell you I love you 
And I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight
 
Stripped and pollished, I am new,
I am freshI am feeling so ambitious, you and me, flesh to flesh 
Cause every breath that you will take
When you are sitting next to me 
Will bring life into my deepest hopes,
What's your fantasy?(What's your, what's your...)
 
I was born to tell you I love you 
And I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight
And I'm tired of being all alone, and this solitary moment makes me want to come back home

Gimana? Wajar kan kalau saya jadi baper :D

Rabu, 06 April 2016

Semarang dalam sekejap

Malam ini sebenarnya saya berencana mau 'mengeksekusi' cucian yang mulai menumpuk, tapi si merah (laptop kesayangan) terus menggoda untuk 'digerayangi'. Baiklah, si merah menang, lagipula lebih baik kalau saya segera mengabadikan beberapa perjalanan singkat saya di sekitaran Semarang-Jogja pada bulan Maret kemarin sebelum menguap begitu saja. Baiklah, saya akan memulainya dengan kisah ngebolang sehari di Semarang.

Dari Bandung saya menaiki kereta api menuju Kota Semarang dengan harga tiket (kalau tidak salah ingat) Rp. 185,000. Awalnya saya ingin menggunakan bus, tapi apa daya jadwal tidak sesuai. Start dari Bandung sekitar pukul 21.15 WIB dan tiba di Semarang sekitar pukul 05.20 WIB. Oh ya, seperti biasa perjalanan kali ini bersama travelmate saya yang jauh- jauh dari Makassar menyusul ke Bandung dan bersama- sama kami berpetualang Semarang-Jogja. Waktu di Bandung teman saya kalap berbelanja, maklum lah ya dari ndeso dibawa ke Pasar Baru,hahahahahaha. Alhasil barang bawaan teman saya bejibun seperti barang bawaan transmigran dari desa ke kota,wkwkwkwk. Dan hal tersebut mutlak dan pasti menghambat perbolangan kami. Setelah berpikir keras (padahal dapat ide hasil browsing,wkwk) kami menemui petugas keamanan di stasiun, Alhamdulillah Mamas satpam cakep bersedia membantu kami asal paling lambat kami mengambil barang jam 3 sore dan memberikan tip kepada temannya yang giliran jaga pada jam 3. Tanpa pikir panjang langsung kami sabet tawaran itu. Dan.... dimulailah petualanagn di Kota Semarang.

Keluar dari stasiun kami berjalan kaki menuju kawasan Kota Tua dengan bantuan google maps dan bertanya pada orang- orang yang kami temui, lumayan sekalian melihat- lihat karena ini kali pertama kami menginjakkan kaki di Semarang. Sempat shock juga di sekitaran kolam di depan stasiun ada beberapa orang gila, hiiiiii.. Setelah sempat nyasar- nyasar, akhirnya kita sampai di kawasan Kota Tua. Agak kecewa juga karena hanya terdiri dari beberapa bangunan tua, pikiran saya terlalu jauh, saya pikir tempat ini setidaknya mirip Kota Tua di Jakarta, heheheh...

Kawasan Kota Tua Semarang
 

Maaf ya perjalanan edisi kali ini saya agak malas mengambil gambar, jadi ini saja gambaran sedikit Kota Tua Semarang. Lumayan kan, apalagi modelnya :D. Oh ya, pas di depan bangunan ini merupakan jalan yang cukup padat dilalui pengendara motor sehingga harus sedikit sabar kalau mau foto- foto atau sekalian datang pagi- pagi.

Dari kawasan Kota Tua kami pindah ke  Gereja Blenduk yang meruapakan gereja kristen tertua di Jawa Tengah yang dibangun masyarakat Belanda pada 1753. Sekali lagi maaf saya sedang tidak mood buat memotret :D. Bangunan gereja ini berwarna putih dengan atap merah.

Karena matahari sudah mulai meninggi dan Kota Semarang panasnya cetarrrrrrr, dari Gereja Blenduk saya mengajak teman saya buat naik taxi saja menuju destinasi berikutnya, Lawang Sewu. Jarak menuju Lawang Sewu tidak begitu jauh sekitar 10 menit, apalagi lalu lintas yang lancar.

Lawang Sewu merupakan salah satu landmark Kota Semarang, jadi kalau ke Semarang wajib hukumnya mengunjungi Lawang Sewu. Lumayan sekalian menambah ilmu pengetahuan tentang sejarah. Sebagai informasi, Lawang Sewu terletak tepat di depan Tugu Muda. Lawang Sewu sendiri merupakan kantor dari  Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Gedung ini disebut Lawang Sewu karena memiliki jumlah pintu yang sangat banyak, walaupun sebenarnya jumlahnya tidak mencapai seribu. Untuk memasuki area ini kita harus membeli tiket masuk seharga Rp. 10,000/org. Nah, ini beberapa gambar di Lawang Sewu yang sempat saya abadikan. Cekidot :)

Lawang Sewu tampak dari depan
'seribu' pintu

Lawang Sewu tampak dari halaman sebelah dalam
Museum


Museum ini berisi hal- hal mengenai sejarah perkereta-apian di Indonesia. Maaf saya tidak bisa mengulasnya secara mendetail karen masih ada 3 destinasi lagi yang mesti kami kejar. Tidak semua bagian Lawang Sewu kami masuki, karena seperti yang saya katakan tadi, masih ada 3 tempat wajib lainnya yang mesti saya kunjungi.

Klenteng Sam Po Kong adalah destinasi kami berikutnya, masih terletak di dalam Kota Semarang dan tidak begitu jauh dari Lawang Sewu, sekitar 15 menit menggunakan taxi. Tiket masuk ke klenteng ini saya lupa berapa, kalau tidak salah Rp. 10,000/org. Di Klenteng Sam Po Kong kami menghabiskan waktu lebih lama dibandingkan di Lawang Sewu, karena Semarang panasnya cetarrrrrrrrrrrrrr dan bikin mood menguap, yang membuat saya semakin malas mengambil gambar.

Parkiran Klenteng Sam Po Kong
Bangunan tempat sembahyang
Patung Laksamana Cheng Ho
Saat kami berkunjung merupakan akhir pekan, jadi klenteng sangat ramai pengunjung, baik pengunjung yang hendak sembahyang ataupun pengunjung biasa seperti kami. Di sini pengunjung juga bisa menyewa kostum ala Tionghoa. Area Klenteng Sam Po Kong tidak begitu luas jadi tidak banyak waktu yang dibutuhkan untuk mengeksplornya.

Sekarang kami bergeser agak menjauh dari Kota Semarang karena kita akan mengunjungi kompleks Vihara Buddhagaya Watugong di mana di sana terdapat Pagoda Avalokitesvara yang merupakan pagoda tertinggi di Indonesia. Tempat ini terletak di jalan menuju Ungaran yang akan kita lewati kalau hendak ke Yogyakarta. Dari Kota Semarang kami menggunakan BRT dan kemudian dilanjut dengan berjalan kaki karena halte BRT agak jauh sebelum vihara. Perjuangan kami tidak sia- sia karena pagoda yang menjulang tinggi begitu indah menghapus segala kelelahan, he he he.

Pagoda Avalokitesvara

Patung Dewi Kuan In

Patung Budha
Oh ya, untuk memasuki area vihara ini tidak ada tiket masuk, kita hanya menyumbang seikhlasnya saja, baik sekali bukan? :D. Pada saat memasuki pagoda kita akan disambut dengan patung Kwan Sie Im Po Sat yang cukup besar, di depannya terdapat perlengkapan untuk sembahyang. Di bagian lain pagoda juga terdapat beberapa patung juga, maaf saya tidak memotret semuanya karena kami berpacu dengan waktu, seperti yang saya katakan sebelumnya.

Untungnya kami tidak terbius untuk berlama- lama menikmati kemegahan pagoda, karena jarak destinasi terakhir kami benar- benar jauhhhhhhh sekali dari pagoda. Jadi kami harus berjalan kaki lagi sekitar hampir 500m menuju halte BRT kemudian 2x naik BRT dan melanjutkan perjalanan menggunakan taxi menuju Mesjid Agung Jawa Tengah, ya ini adalah tujuan terakhir kami edisi bolang di Semarang kali ini dan merupakan tujuan yang paling ingin saya kunjungi, saya mau sholat di sini :D.

Perjalanan betul- betul jauh, mana BRT penuh sesak, kami harus bergelantungan seperti tarsanwati, panas yang luar biasa cetar, dan kami belum makan siang, sempurna!!. Saya merasa tenaga saya benar- benar terkuras, apalagi setelah 2x kami naik BRT cukup lama baru kami mendapatkan taxi. Dan yang membuat semuanya menjadi semakin sempurna bikin keselnya, setelah panas mentereng tiba- tiba turun hujan. Saya jadi sakit kepala, hiksss....

Tapi saya bersyukur bisa melaksanakan sholat dhuhur (meskipun agak terlambat) di mesjid megah ini. Selesai sholat kami tidak sempat melihat- lihat area mesjid yang lainnya, karena sudah pukul 14.30 dan kami harus segera ke stasiun 'menjemput' barang titipan tadi.

Halaman depan Mesjid Agung Jawa Tengah
Saya hanya sempat mengabadikan halaman depan mesjid dengan payung- payung raksasa. Kapan- kapan kalau ada kesempatan ke Semarang, saya harus ke mesjid ini lagi!. Luar biasa, bisa juga kami dalam sekejap di Semarang bisa mengunjungi beberapa destinasi.