Malam ini sebenarnya saya berencana mau 'mengeksekusi' cucian yang mulai menumpuk, tapi si merah (laptop kesayangan) terus menggoda untuk 'digerayangi'. Baiklah, si merah menang, lagipula lebih baik kalau saya segera mengabadikan beberapa perjalanan singkat saya di sekitaran Semarang-Jogja pada bulan Maret kemarin sebelum menguap begitu saja. Baiklah, saya akan memulainya dengan kisah ngebolang sehari di Semarang.
Dari Bandung saya menaiki kereta api menuju Kota Semarang dengan harga tiket (kalau tidak salah ingat) Rp. 185,000. Awalnya saya ingin menggunakan bus, tapi apa daya jadwal tidak sesuai. Start dari Bandung sekitar pukul 21.15 WIB dan tiba di Semarang sekitar pukul 05.20 WIB. Oh ya, seperti biasa perjalanan kali ini bersama travelmate saya yang jauh- jauh dari Makassar menyusul ke Bandung dan bersama- sama kami berpetualang Semarang-Jogja. Waktu di Bandung teman saya kalap berbelanja, maklum lah ya dari ndeso dibawa ke Pasar Baru,hahahahahaha. Alhasil barang bawaan teman saya bejibun seperti barang bawaan transmigran dari desa ke kota,wkwkwkwk. Dan hal tersebut mutlak dan pasti menghambat perbolangan kami. Setelah berpikir keras (padahal dapat ide hasil browsing,wkwk) kami menemui petugas keamanan di stasiun, Alhamdulillah Mamas satpam cakep bersedia membantu kami asal paling lambat kami mengambil barang jam 3 sore dan memberikan tip kepada temannya yang giliran jaga pada jam 3. Tanpa pikir panjang langsung kami sabet tawaran itu. Dan.... dimulailah petualanagn di Kota Semarang.
Keluar dari stasiun kami berjalan kaki menuju kawasan Kota Tua dengan bantuan google maps dan bertanya pada orang- orang yang kami temui, lumayan sekalian melihat- lihat karena ini kali pertama kami menginjakkan kaki di Semarang. Sempat shock juga di sekitaran kolam di depan stasiun ada beberapa orang gila, hiiiiii.. Setelah sempat nyasar- nyasar, akhirnya kita sampai di kawasan Kota Tua. Agak kecewa juga karena hanya terdiri dari beberapa bangunan tua, pikiran saya terlalu jauh, saya pikir tempat ini setidaknya mirip Kota Tua di Jakarta, heheheh...
|
Kawasan Kota Tua Semarang |
Maaf ya perjalanan edisi kali ini saya agak malas mengambil gambar, jadi ini saja gambaran sedikit Kota Tua Semarang. Lumayan kan, apalagi modelnya :D. Oh ya, pas di depan bangunan ini merupakan jalan yang cukup padat dilalui pengendara motor sehingga harus sedikit sabar kalau mau foto- foto atau sekalian datang pagi- pagi.
Dari kawasan Kota Tua kami pindah ke Gereja Blenduk yang meruapakan gereja kristen tertua di Jawa Tengah yang dibangun masyarakat Belanda pada 1753. Sekali lagi maaf saya sedang tidak mood buat memotret :D. Bangunan gereja ini berwarna putih dengan atap merah.
Karena matahari sudah mulai meninggi dan Kota Semarang panasnya cetarrrrrrr, dari Gereja Blenduk saya mengajak teman saya buat naik taxi saja menuju destinasi berikutnya, Lawang Sewu. Jarak menuju Lawang Sewu tidak begitu jauh sekitar 10 menit, apalagi lalu lintas yang lancar.
Lawang Sewu merupakan salah satu landmark Kota Semarang, jadi kalau ke Semarang wajib hukumnya mengunjungi Lawang Sewu. Lumayan sekalian menambah ilmu pengetahuan tentang sejarah. Sebagai informasi, Lawang Sewu terletak tepat di depan Tugu Muda. Lawang Sewu sendiri merupakan kantor dari
Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Gedung ini disebut Lawang Sewu karena memiliki jumlah pintu yang sangat banyak, walaupun sebenarnya jumlahnya tidak mencapai seribu. Untuk memasuki area ini kita harus membeli tiket masuk seharga Rp. 10,000/org. Nah, ini beberapa gambar di Lawang Sewu yang sempat saya abadikan. Cekidot :)
|
Lawang Sewu tampak dari depan |
|
'seribu' pintu |
|
Lawang Sewu tampak dari halaman sebelah dalam |
|
Museum |
Museum ini berisi hal- hal mengenai sejarah perkereta-apian di Indonesia. Maaf saya tidak bisa mengulasnya secara mendetail karen masih ada 3 destinasi lagi yang mesti kami kejar. Tidak semua bagian Lawang Sewu kami masuki, karena seperti yang saya katakan tadi, masih ada 3 tempat wajib lainnya yang mesti saya kunjungi.
Klenteng Sam Po Kong adalah destinasi kami berikutnya, masih terletak di dalam Kota Semarang dan tidak begitu jauh dari Lawang Sewu, sekitar 15 menit menggunakan taxi. Tiket masuk ke klenteng ini saya lupa berapa, kalau tidak salah Rp. 10,000/org. Di Klenteng Sam Po Kong kami menghabiskan waktu lebih lama dibandingkan di Lawang Sewu, karena Semarang panasnya cetarrrrrrrrrrrrrr dan bikin mood menguap, yang membuat saya semakin malas mengambil gambar.
|
Parkiran Klenteng Sam Po Kong |
|
Bangunan tempat sembahyang |
|
Patung Laksamana Cheng Ho |
Saat kami berkunjung merupakan akhir pekan, jadi klenteng sangat ramai pengunjung, baik pengunjung yang hendak sembahyang ataupun pengunjung biasa seperti kami. Di sini pengunjung juga bisa menyewa kostum ala Tionghoa. Area Klenteng Sam Po Kong tidak begitu luas jadi tidak banyak waktu yang dibutuhkan untuk mengeksplornya.
Sekarang kami bergeser agak menjauh dari Kota Semarang karena kita akan mengunjungi kompleks Vihara Buddhagaya Watugong di mana di sana terdapat Pagoda Avalokitesvara yang merupakan pagoda tertinggi di Indonesia. Tempat ini terletak di jalan menuju Ungaran yang akan kita lewati kalau hendak ke Yogyakarta. Dari Kota Semarang kami menggunakan BRT dan kemudian dilanjut dengan berjalan kaki karena halte BRT agak jauh sebelum vihara. Perjuangan kami tidak sia- sia karena pagoda yang menjulang tinggi begitu indah menghapus segala kelelahan, he he he.
|
Pagoda Avalokitesvara |
|
Patung Dewi Kuan In |
|
Patung Budha |
Oh ya, untuk memasuki area vihara ini tidak ada tiket masuk, kita hanya menyumbang seikhlasnya saja, baik sekali bukan? :D. Pada saat memasuki pagoda kita akan disambut dengan patung Kwan Sie Im Po Sat yang cukup besar, di depannya terdapat perlengkapan untuk sembahyang. Di bagian lain pagoda juga terdapat beberapa patung juga, maaf saya tidak memotret semuanya karena kami berpacu dengan waktu, seperti yang saya katakan sebelumnya.
Untungnya kami tidak terbius untuk berlama- lama menikmati kemegahan pagoda, karena jarak destinasi terakhir kami benar- benar jauhhhhhhh sekali dari pagoda. Jadi kami harus berjalan kaki lagi sekitar hampir 500m menuju halte BRT kemudian 2x naik BRT dan melanjutkan perjalanan menggunakan taxi menuju Mesjid Agung Jawa Tengah, ya ini adalah tujuan terakhir kami edisi bolang di Semarang kali ini dan merupakan tujuan yang paling ingin saya kunjungi, saya mau sholat di sini :D.
Perjalanan betul- betul jauh, mana BRT penuh sesak, kami harus bergelantungan seperti tarsanwati, panas yang luar biasa cetar, dan kami belum makan siang, sempurna!!. Saya merasa tenaga saya benar- benar terkuras, apalagi setelah 2x kami naik BRT cukup lama baru kami mendapatkan taxi. Dan yang membuat semuanya menjadi semakin sempurna bikin keselnya, setelah panas mentereng tiba- tiba turun hujan. Saya jadi sakit kepala, hiksss....
Tapi saya bersyukur bisa melaksanakan sholat dhuhur (meskipun agak terlambat) di mesjid megah ini. Selesai sholat kami tidak sempat melihat- lihat area mesjid yang lainnya, karena sudah pukul 14.30 dan kami harus segera ke stasiun 'menjemput' barang titipan tadi.
|
Halaman depan Mesjid Agung Jawa Tengah |
Saya hanya sempat mengabadikan halaman depan mesjid dengan payung- payung raksasa. Kapan- kapan kalau ada kesempatan ke Semarang, saya harus ke mesjid ini lagi!. Luar biasa, bisa juga kami dalam sekejap di Semarang bisa mengunjungi beberapa destinasi.