Dan............. kutemukan jalannya!
Dari info yang diberikan Ifan, salah satu teman saya yang pemburu beasiswa yang pastinya selalu tahu info terupdate segala jenis beasiswa, dia ngasih tahu kalau ada beasiswa Dikti, Program Pengembangan Calon Dosen Vokasi/ Politeknik, nah sesuai banget buat kami, kebetulan kami adalah calon dosen yang bekerja di sebuah perguruan tinggi negeri dan harus segera melanjutkan jenjang pendidikan untuk mempermantap posisi kami. Alhamdulillah.
Kesempatan sudah ada, sekarang giliran kami mepersiapkan diri. Gilak persyaratannya!, nggak gila- gila amat sih, standar untuk S2 ke luar negeri, hehehehehe.... Baiklah, belajar buat dapet TOEFL minimal skor 500, ngurus SKBN (Surat Keterangan Bebas Narkoba) dan SKBS (Surat Keterangan Berbadan Sehat). Eits... legalisir ijazah dan transkrip juga, dan engggggg........persyaratan yang paling susah (sebenarnya gak susah, orang yang bersangkutan yang susah ditemui), kita harus mendapat surat pernyataan dari pimpinan tempat kami bekerja bahwa beliau akan mengangkat kami sebagai pegawai sepulang kami sekolah dan surat- surat lainnya yang ditandatangani pimpinan instansi. Awalnya sempat ragu, sempat beberapa kali gagal bertemu beliau yang luar biasa sibuknya. Dan setelah bertemu (waktu itu saya keluar kota, jadi teman saya yang wakili :D) pimpinan, dengan mudah kami dapatkan surat- surat tersebut, Fiuhhhhh.....leganya. Dan yang membuat kami sangat senang, beliau sangat mendukung kami :D.
Hampir saja saya melewatkan peluang besar ini, setelah melakukan tugas di Nunukan, saya tidak langsung pulang tetapi saya melanjutkan perjalanan ke Surabaya lanjut ke Malang, dan ternyata pendaftaran online beasiswa tersebut dimajukan satu bulan lebih awal, oh nooooooo!!!!!!!!!!!!!!!.
Saya jadi tidak bisa menikmati liburan sepenuhnya, separuh pikiran saya melayang jauh ke seberang pulau Sulawesi memikirkan berkas- berkas yang belum rampung semua.
Hari terakhir semakin mendekat, dengan terpaksa saya kembali ke Makassar, padahal masih mau main di Malang. Yaudah demi masa depan ini.
Aduh, ternyata masih dalam suasana Idul Fitri, saya sangat khawatir dokter- dokter masih malas masuk kantor, tapi Alhamdulillah urusan SKBN dan SKBS rampung dalam sehari, dan berkas sudah lengkap ditangan. H-5 pendaftaran ditutup akhirnya upload berkas saya selesai. Sekarang harap- harap cemas menunggu pengumuman lulus berkas untuk mengikuti tes selanjutnya.
1 minggu setelah pendaftaran ditutup, tepatnya 6 Agustus 2015 pengumuman yang sangat saya nantikan akhirnya keluar juga. Alhamdulillah saya lulus berkas :D. Selanjutnya kami harus menunggu jadwal pelaksanaan tes selanjutnya, yakni tes TPA yang entah dilaksanakan kapan dan di mana.
14 Agustus 2015...
Saat saya sibuk berkemas- kemas untuk jalan- jalan bersama teman- teman saya ke salah satu kabupaten di Sulsel yang jarak tempuhnya 6 jam dari Kota Makassar, tiba- tiba Ifan menelpon kalau
jadwal tes sudah ada, dan kita tes TPA di Jakarta tgl 19 Agustus!.. Waowww!!! Mana saya sudah janji jalan- jalan sama teman saya, aduh...
Dalam kegalauan, akhirnya saya putuskan untuk tetap pergi berlibur dengan teman- teman saya. Itung- itung menenangkan pikiran sebelum tes, walaupun saya sebenarnya mau mendekam dalam kamar untuk belajar, ini kan menyangkut masa depan, harus persiapan matang, tapi apa daya teman- teman saya juga bagian dari masa depan saya, I love you guys :D.
Dan ternyata saya bisa enjoy menikmati jalan- jalan dengan mereka, hehehehe..
Sepulang jalan- jalan, masih banyak banyak tetek bengek yang harus saya lakukan sehingga saya tidak sempat belajar!. Aduh sedihnya..
Singkat cerita...
18 Agustus saya bertolak ke Jakarta, 1 hari sebelum tes. Sengaja saya pilih penerbangan pagi supaya ada waktu lowong buat cari penginapan sekitaran tempat tes, dan cek lokasi tes tentunya yang bertempat di Universitas Gunadarma, Graha Simatupang, Jakarta Selatan. Alhamdulillah semua berjalan lancar, dapat penginapan yang top markotob dengan harga bersahabat fasilitas muantappppp!, dan gedung lokasi tes pun juga sudah tahu di mana tepatnya. Sekarang sisa mempersiapkan diri dengan sisa waktu kurang dari 24 jam dari jadwal tes. Belajar ala kadarnya, cemas sudah pasti. Tapi saya berushaa keras menenangkan hati dan pikiran supaya tetap tenang dan tidak panik.
Dan............waktu yang mendebarkan pun tiba juga. Dalam tes tersebut kita dibagi menjadi 3 kelompok kelas, yang jelas saya terpisah dari teman- teman saya, nggak ngaruh sih, nggak bisa kerjasama ini, hehehehhe...
Saat menatap layar komputer, sedikit gugup, takut hanya sedikit soal yang sanggup saya jawab, kalau hal buruk ini terjadi, ini salah saya sendiri, mau tes malah kelayapan, mana tadi sebelum berangkat saya makan nais goreng, jam 1 siang pula, aduhh tepat sekali, semakin ngantuk.
Setelah mendengar dan membaca instruksi dengan baik, dengan gugup, dan sedikit rasa kantuk saya memulai melakukan tes. Ada 8 kategori soal, masing- masing kategori terdiri 20 butir soal, di mana setiap kategori memiliki batas waktu yang berbeda untuk menyelesaikannya, hal ini berdasarkan tingkat kesulitan soal tentunya.
Kategori soal 1 & 2 alhamdulillah walaupun cukup sulit tapi dengan lancar bisa saya selesaikan, maaf ya saya lupa nama kategori- kategorinya. Masuk kategori soal 3, saya mulai meringis, kantuk saya lenyap seketika saking sulitnya soal- soal tersebut dan waktu untuk mengerjakannya sangat sedikit (menurut saya).
Kategori soal 4,5, dan 6 betul- betul yang buat soal ini tidak berperikemanusiaan, sumpah sulit sekali (lagi, menurut saya, hehe). Waktu mengerjakna soal kategori 1 dan 2 tadi, saya yakin jawaban yang saya pilih benar, nah kategori 3 ke atas ini yang naudzubillah susahnya!. Haddehh.....kalau bisa menyelesaikan semua soal dengan baik, bukan hanya layak melanjutkan studi S2, saya akan mengklaim orang tersebut sebagai Einsten KW super,hahahahahhaha. Serius emang susah soal- soalnya. Soal tes CPNS mah lewat.
Alhamdulillah, ada belas kasihan, soal kategori 7 menurut saya sangat gampang, dari total waktu yang diberikan, saya menyisakan 10 menit dan saya yakin 90% jawaban saya benar :D. Soal dikategori ini merupakan soal yang terdiri dari gambar. Ada sebuah gambar, selanjutnya akan ada gambar lagi yang merupakan potongan gambar tersebut, kita disuruh memilih potongan lainnya agar serupa dengan gambar pertama tadi. Kategori soal terakhir sama dengan kategori soal 7, merupakan tes dengan gambar, tapi ini lebih sulit menurut saya.
Dan.....ternyata langsung muncul skor hasil tes tadi, aduh, saya nggak tega lihat ke layar komputer, takut lihat kenyataan, hahahahahah...... Ada instrusi lagi supaya kita mencatat skor hasil tes, baiklah, saya memberanikan diri menatap ke layar komputer, saya lupa tepatnya berapa, yang jelas dari 8 kategori soal yang kita kerjakan tadi, terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu Verbal, Numerikal dan Figural. Saya merasa tidak PD dengan hasil tes saya, tidak tahu untuk tes TPA, skor yang saya dapatkan ini tergolong rendah, cukup atau sudah lumayan. Setelah selesai mencatat hasil tes saya keluar ruangan dan berkumpul bersama teman- teman saya.
Kami saling bertukar informasi mengenai hasil tes kami, dan ternyata sertifikat hasil tes sudah bisa kami unduh di website PLTI (Pusat Layanan Tes Indonesia). Dengan harap- harap cemas kami mengunduh sertifikat kami masing- masing. Yeayyyyyy!!!!!!! Alhamdulillah saya mendapat skor TPA 600!. Skor teman- teman saya masih di bawah saya (ini teman- teman saya dari Makassar, tidak tahu kalau peserta yang lain). Huuuuu... nggak nyangka juga bisa tembus angka segitu. Dengar- dengar sih skor 600 itu sudah lumayan, karena skor TPA untuk sertifikasi dosen saja hanya 550, Alhamdulillah :D.
Sertifikat TPA |
Sekarang sisa menunggu pengumuman resmi Dikti siapa- siapa saja yang lulus seleksi Tes TPA, semoga saya termasuk salah satunya, aamiin :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar