Air terjun Coban Rondo terletak di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kalau dari arah Kota Malang kita akan melewati Kota Batu sebelum sampai ke tempat ini. Perjalanan menuju Coban Rondo sangat menyenangkan karena walaupun kamu berangkat sudah cukup siang, udara terasa sangat sejuk dan kita bisa melihat Kota Malang dari ketinggian. Tapi harus berhati- hati karena jalan yang berkelok- kelok dan mendaki.
Untuk masuk ke dalam air terjun kita harus membeli tiket seharga Rp. 15.000,00/orang dan Rp.4.000,00 untuk kendaraan roda dua. Masih sedikit ke dalam setelah melewati loket pembelian tiket. Ada tempat wisata lain selain air terjun, yaitu labirin, tapi kami tidak sempat mengunjunginya.
Setelah memarkir kendaraan di tempat yang disediakan kami segera menuju air terjun. Di sana banyak pedagang makanan, jadi jangan takut kelaparan :D.
Welcome to Coban Rondo!
Tidak jauh dari pintu menuju air terjun Coban Rondo terdapat mushola di sisi kanan jalan. Kebetulan saat kami tiba sudah masuk sholat dhuhur jadi kami mampir dulu untuk melaksanakan sholat dhuhur.
Musholanya cukup bersih jadi terasa nyaman.
Mushola di Coban Rondo |
Monyet ekor panjang |
dia sedang lapar |
Pendopo di Coban Rondo |
Jalan terlihat lengang |
Air terjun Coban Rondo dari kejauhan |
Air terjun Coban Rondo |
Begini ceritanya, dahulu kala ada sepasang pengantin baru, mempelai wanita bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi dan mempelai prianya bernama Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro. Setelah 36 hari pernikahan mereka (selapan) Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro. Namun orang tua Dewi Anjarwati melarang mereka karena baru selapan. Namun keduanya bersikeras untuk berangkat dengan segala resiko yang akan mereka hadapi di tengah perjalanan. Ketika dalam perjalanan mereka dikejutkan dengan kemunculan seorang pria yang mengaku bernama Joko Lelono. Tampaknya Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati dan berniat merebutnya. Perkelahian pun terjadi antara Raden Baron dengan Joko Lelono. Kepada punokawan yang menyertai perjalanan mereka Raden Baron berpesan agar Dewi Anjarwati disembunyikan di tempat yang ada cobannya (air terjun). Dalam perkelahian tersebut keduanya sama- sama gugur, dengan demikian Dewi Anjarwati menjadi seorang janda yang dalam bahasa Jawa disebut rondo. Nah, sejak saat itu, air terjun tempat Dewi Anjarwati menunggu Raden Baron disebut Coban Rondo. Konon batu besar di bawah Coban Rondo merupakan tempat Dewi Anjarwati duduk menanti Raden Baron.
Tidakkkkkkkkkk.........aku sempat duduk di batu besar itu!. Oh...NO!!!! Aku nggak mau jadi rondooooo!!! hehehehhe......
Setelah sesi pemotretan selesai, kami meninggalkan Coban Rondo untuk mencari tempat makan enak di Kota Batu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar