Suhu 34°C tidak mematahkan semangat untuk tetap ke Yehliu Geopark di penghujung Ramadhan 1438 H. Karena tidak mendapat izin pulang mudik dari advisor, setidaknya saya ingin memuaskan diri eksplor Taiwan. Saya memilih Yehliu Geopark, karena ini adalah tempat yang sangat ingin saya kunjungi sejak pertama tinggal di Taiwan.
Yehliu Geopark sendiri terletak dipantai utara Taiwan. Akses ke sana sangat mudah (ini salah satu hal yang membuat saya semakin cinta Taiwan, sistem transportasi umumnya yang 😍😍), dari Taipei Main Station naik bus dengan harga tiket 96NT dan kita akan diturunkan di sebuah pertigaan dan perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 300m.
|
Titik start untuk jalan ke Yehliu Geopark |
Awalnya sih sedih tahu kalau harus jalan kaki lagi, saya kira langsung diturunkan di TKP, hehehe. Apalagi matahari bersinar sangat cetar dan saat itu kami sedang berpuasa. Semakin jadi cobaan karena kita melewati beberapa restaurant 😒😒.
Kami melewati sebuah pelabuhan yang di sana nampak beberapa kapal sedang berlabuh. Sebagai alumni perikanan, berdasarkan alat tangkapnya saya menyimpulkan sebagian besar kapal adalah kapal penangkap udang dan kepiting. Alat tangkap disebut bubu.
|
Pelabuhan nelayan |
|
Bubu |
Melihat tumpukan bubu mengingatkan saya jaman S1 dulu sering berjibaku dengan nelayan. Tapi lingkungan nelayan Indonesia jauhhhhhhhhh sekali kalau mau dibandingkan dengan lingkungan nelayan di Taiwan yang bersih, bebas dari bau menyengat dan tentunya mereka menggunakan peralatan yang canggih. Padahal potensi perairan Indonesia sendiri saya rasa lebih dari cukup untuk 'menyelamatkan' masyarakat nelayan yang sebagian besar masih dalam keadaan tertinggal dari kelompok masyarakat lain.
Hm... sekian curhatan saya sebagai anak perikanan dan mari lanjutkan perjalanan.
|
Entrance parkiran Yehliu Geopark |
Yeayyyyyyy terlihat juga tanda- tanda akan segera tiba!. Sudah terlihat parkiran Yehliu Geopark dan nampaknya ramai pengunjung pemirsa!.
|
Information center Yehliu Geopark |
Kami melewati visitor center dan langsung ke loket tiket. Untung walaupun ramai, antrian di loket pembelian tiket tidak panjang bahkan kami dengan mudah mendapatkan tiket, karena mereka pergi dalam rombongan, jadi beli tiketnya secara kolektif, Alhamdulillah!.
|
Loket pembelian tiket |
|
Tiket buat pelajar |
Satu hal keren lagi yang membuat Taiwan semakin kece, harga tiket semua tempat wisatanya sangat manusiawi dan sangat mengerti kantong pelajar yang masih kere, haha. Hampir semua tempat wisata akan memberikan potongan sampai 50% bagi pengunjung yang memiliki kartu identitas pelajar di Taiwan. Tapi tanpa didiskon sekalipun saya rasa harganya sangat affordable untuk tempat wisata semenakjubkan Yehliu Geopark dengan fasilitas yang sangat memanjakan pengunjung. Bahkan beberapa tempat wisata malah gratis, seperti Taroko National Park (tempat wisata yang WAJIB dikunjungi kalau ke Taiwan). Bagaimana dengan Indonesia?, tiket masuk tempat wisata kadang tidak masuk akal dengan fasilitas yang mengecewakan. Salah siapa? Entah 😝😝. Lagi, di sini tidak dibedakan harga tiket untuk Taiwanese dan warga asing. Mampus kalau sistemnya sama kayak di Indonesia, ha ha ha.
Kayaknya tulisan kali ini penuh dengan pelampiasan uneg- uneg, wkwkwk.
Btw, pintu masuknya melewati visitor center tadi.
Saking panansnya udara, kami sempat beristirahat cukup lama di bawah pepohonan yang berjejer di sisi jalan. Lihat kan betapa bersihnya. Sambil beristirahat kami mengamati para pengunjung, yang saat itu didominasi dari Korea Selatan. Aduhhhh banyak Oppa 😍😍😍. Berasa saya jadi turis di Korea Selatan. Ada sejumput harapan kalau Kim Soo-Hyun oppa terselip dalam rombongan, atau dia yang jadi tour guide nya, hahahah, benar- benar mimpi di siang bolong.
Tidak jauh dari tempat kami ngasoh, di sana terdapat beberapa replika batu yang menyerupai beberapa bentuk seperti kepala ratu, jamur, dan lain- lain. Jujur saya kurang tertarik, mending nanti foto yang aslinya saja. Lagian yang disebut- sebut 'the queen's head', saya sudah memutarinya dari berbagai sudut pandang, nggak ada mirip- miripnya dengan kepala ratu, hahaha..... dasar imajinasi saya yang minus.
|
Replika 'the queen's head' |
Sudah mulai terlihat hamparan laut biru dengan taburan bebatuan yang indah, dan kami harus keluar dari zona zaman. Sudah tidak ada lagi pepohonan yang menjadi tameng dari teriknya matahari summer. Sekarang waktunya menjadi umbrella girl, hahaha.
|
Ahjussi 😂😂 |
|
Ramaiiiii |
Yehliu Geopark ini terbagi menjadi 2 bagian utama, saya memilih ke arah yang ada 'the queen's head'. Trail nya ditata dengan apik dan tanpa merusak kondisi sekitar. Benar- benar padat, maklum sih hari Sabtu. Pokoknya saya harus ke sini lagi saat winter dan saat hari kerja, jadi saya bisa menguasai Yehliu 😎😎.
|
paramotor |
Dari jauh terlihat ada sebuah parasut mengembang, awalnya saya pikir itu paralayang, tapi ada yang beda, apa ini yang disebut paramotor?, entahlah, saya juga kurang tahu, hehe.
Unik kan gugusan bebatuan yang nampak seperti jamur. Yang saya suka, trailnya dipisah menjadi 2 arah, jadi kita tidak begitu berdesak- desakan dengan pejalan dari arah berlawanan. Ditambah, wisatawan- wisatawannya yang sangat tertib.
|
Eonni payungnya mana, nanti hidungnya meleleh 😂😂 |
|
|
|
Diujung trail tadi ada tangga menuju entah ke mana, banyak yang menaiki tangga itu, kami penasaran dong, siapa tahu dari sana bisa nampak keluarga saya di Indonesia yang begitu amat saya rindukan, wkwk. Sebenarnya sih, alasan utama ke sana, karena titik itulah tempat ter-rindang sejauh mata memandang. Cukup lama kami beristirahan di anak tangga itu. Tidak lupa kami tanyakan kepada pengunjung yang dari atas, ada apakah gerangan di sana?, dan mereka bilang 'nothing', OK fix kami putuskan untuk duduk manis saja, jangan buang- buang tenaga, waktu buka puasa masih lama, hahaha.
Sebenarnya sudah tidak ada tenaga lagi, saya maunya menghabiskan waktu duduk di anak tangga tadi sampai sore, hahaha. Tapi sadar akan jadwal bus yang entah jam berapa yang terakhir, kami menabahkan diri melanjutkan eksplor Yehliu Geopark di sisi yang lainnya.
Belum jauh berjalan, eh nemu tempat istirahat lagi. Ya sudah, rejeki tidak boleh disia- siakan 😝😝. Sial, di tempat ini ada counter ice cream 😓😓. Di mana- mana adegan orang lagi jilat ice cream. Huaaaaaaa benar- benar menguji keimanan di penghujung Ramadhan. Astagfirullah!. Selain ice cream, 2 pasang opung ini juga membawa bekal sekotak buah yang nampak lebih segar dari biasanya. Sabarrr!!!.
|
Opung- opung romatis |
Kayaknya nggak cocok kalau berlama- lama di sini. Kami harus menjauh!, haha. Setengah terpaksa kami beranjak dan disambut lagi dengan panas terik, entah berapa derajat. Untung beberapa kali matahari sempat redup.
Nah ini nih 'the queen's head' yang menjadi ikon Yehliu Geopark. Batu legendaris ini, finally aku lihat aslinya! haha. Yang mau foto sama batu legend, antriannya wuihhhh....... artis mah kalah.
Lihat nih, Ahjussi, Ahjumma, Oppa, Eonni dan kerabat- kerabatnya sampai rela mengantri. Ini antriannya msih panjang ke belakang.
Padatnya pengunjung mengurangi antusiasme saya untuk mengeksplor Yehliu Geopark, ditambah matahari yang semakin cetar sukses meredupkan semangat juang buat foto- foto. Daripada tambah bikin baper lihat setiap orang pegang botol minuman dingin, kami putuskan untuk kembali ke Taipei.
Eh, pas di pintu keluar, ada pedagang es kelapa muda (nah ini berasa lagi di Indonesia, haha). huuuu 😭😭.
Eh, ternyata di Taiwan juga masih ada pedagang kecil di pinggir jalan, ini merupakan hal yang menakjubkan bagi saya di tengah kemodern-an Taiwan. Btw, lihat dong sepatunya Opung- opung ini 😎😎 gak kalah kece sama wisatawan.