Pengikut

Jumat, 07 Februari 2014

Selamat Tahun Baru 2014 Sesean (2100 mdpl)

Yeyyyyy tidak terasa sekarang sudah 2014. Kali ini saya akan berbagi pengalaman saya menyambut tahun baru 2014 di Puncak Sesean (2100 mdpl). Ini tahun ke-3 saya menyambut pergantian tahun di ketinggian, tahun 2012 di Lembah Ramma', 2013 menyambut tahun dengan melakukan ekspedisi 7 puncak Pegunungan Latimojong dan 2014 di Gunung Sesean. Sudah hampir basi sih, tapi lebih baik diceritakan terlambat daripada tidak sama sekali, betul kan?
Perjalanan ini saya lakukan bertiga dengan teman- teman yang saya kenal dari hoby mendaki ini. Kami berangkat ke Batu Tumonga (kaki Gunung Sesean, Toraja Utara) pada tanggal 30 Desember 2013 menggunakan motor. Gila jalurnya cwinnn (untuk ukuran pengendara perempuan), situasi semakin mendebarkan dengan turunnya hujan deras, jalanan banyak yang berlubang (lubangnya dalam kayak sumur, hehe) dan ada titik sedang ada perbaikan jalan jadi kami harus mengantri untuk melewati jalan tersebut, ditambah hari semakin gelap, jadi kita berpacu melawan hujan dan waktu, karena jalan sangat gelap. Saya lupa mencatat berapa lama waktu yang diperlukan untuk sampai di Batu Tumonga, kurang lebih 2 jam-an lah. 

Karena sudah gelap dan hujan, saya berharap kita numpang menginap di rumah warga dan melanjutkan perjalanan keesokan paginya. Tapi semangat temanku tidak pupus oleh derasnya hujan, dia tetap ingin meneruskan perjalanan dan mendirikan tenda di pos peristirahatan. Baiklah, dia adalah leader dan kita harus menghormati keputusan itu (walaupun malam itu sumpah tenagaku sudah diujung tanduk). Selain itu, yang menjadi pertimbangan adalah karena Sesean selalu ramai pendaki saat tahun baru jadi kita harus bergegas supaya masih dapat jatah lokasi ngecamp.

Oh ya, setiap akan mendaki saya selalu mencari informasi tentang gunung baru yang akan saya daki baik dari internet dan orang- orang yang pernah ke sana. Katanya Gunung ini bukan gunung yang 'susah', gunung rekreasi kata mereka, bahkan ada yang bilang tempat bolos anak SMA sekitar (hahahhahaha gilak bolosnya sampai naik gunung gini!) jadi tidak perlu khawatir.  Saya cukup lega tapi tidak ada gunung yang saya anggap remeh, semua ada keunikan masing- masing, dan tidak boleh takabur tentunya :D.

setelah menukar pakaian basah dengan pakaian kering, perjalanan dimulai. Alhamdulillah, belum berapa jauh kita pergi hujannya reda!. Semakin semangat saya melakukan perjalanan malam dan ingin segera sampai di tempat camp. Kami tidak hanya bertiga, kebetulan bertemu temannya teman saya yang jumlahnya cukup banyak, lumayan perjalanan jadi ramai dan tidak membosankan karena guyonan mereka.

Wah......perjalannya lumayan juga (atau apa karena saya sudah tidak pernah olahraga belakangan ini?). Bahkan teman setim saya (yang satu- satunya lelaki) terpaksa angkat tangan dan carrier yang dia bawa dibawakan rekan lain yang barang bawaannya tidak berat. Maklum perjalanan kami sampai desa terakhir ditambah kondisi yang tidak terprediksi. Saya tidak menghitung bahkan mengingat berapa lama jarak yang kami tempuh sampai di tempat camp. Saat melakukan perjalanan saya memang cuek tentang seberapa lama jarak tempuh ke tempat tujuan (juga jadi kelemahan saya), saya lebih terfokus tentang perjalanan saya dan bagaimana menikmati perjalanan itu. Akhirnya kita sampai dan teman saya mendirikan tenda dibantu teman- teman lelaki yang lain. Cekatan sekali mereka, tidak beberapa lama tenda selesai dan tanpa pikir panjang tidorrrrrr :D


Selamat pagi Toraja :D






Hal pertama yang saya lakukan saat bangun pagi adalah mengambil kamera dan menyeruak keluar tenda melihat sekitar. Waowwwww bagus sekali untuk ukuran gunung 2100 mdpl. Nah ini tenda tempat kami menginap untuk 2 malam ini.



Tenda kami (yang didepan) dan tenda tetangga
Hari pertama saya akan naik ke puncak gunung ini, tidak lengkap mendaki kalau tidak sampai di puncak :). Walaupun konon katanya Gunung Sesean lebih indah pemandangan di area camp daripada di puncak. Oke, nanti kita buktikan. Oh ya, pendaki semakin banyak yang berdatangan, sampai area yang tidak pernah jadi tempat camp mendadak disulap jadi area ngecamp, xixixixiix daripada tisur diatass batu atau pohon. Untung kami datang lebih cepat jadi dapat tempat camp yang aman dan dekat dari sumber air.



Perjalanan menuju puncak terus mendaki dan sangat licin karena hujan, serta banyak patahan pohon di beberapa titik jalur. Waktu tempuh sekitar 1,5 jam (saya jalannya slowwwww :)
Dan benar kata mereka, puncaknya biasa- biasa saja, hanya ada lempengan batu raksasa yang menghadap langit dan tanpa triangulasi.


Gunung Sesean (2100 mdpl)





Kabut sehingga tidak banyak yang bisa kita nikmati di puncak, padahal kalau sedang cerah kita bisa melihat Kabupaten Toraja Utara dari ketinggian dengan tongkonan yang berderet- deret teratur. Setelah beristirahat kami kembali turun ke tempat camp untuk makan siang bersama teman lainnya yang tidak ikut ke puncak (karena mereka sudah keseringan ke sini).


Sampai malam pendaki masih terus berdatangan, sampai- sampai tenda kami harus sedikit digeser agar ada ruang untuk teman pendaki yang baru datang. Tidak sabar saya ingin menikmati pergantian tahun, semeriah apakah di sini? Dan yah...... tidak kalah dengan di kota, kami di sini juga pesta kembang api, sangat meriah, ada battle kembang api antara blok barat dan blok timur, ahhahahaha serunya, saya sangat menikati sebagai penonton... Kembang api dari Kota Rantepao juag terlihat jelas dari atas.


Awan pagi 1 Januari 2014




Selamat tahun baru 2014!
Lega bisa menghirup udara segar 2014. setelah sarapan kami packing semua barang- barang dan balik kanan pulang ke rumah :D.
Karena jalan menurun jadi waktu tempuh lebih singkat dan terasa lebih menyenangkan karena cuaca cerah. Ternyata perjalananmya tidak semengerikan saat berangkat. Cuaca cerah kita bisa menikmati pemandangan alam yang luar biasa. Yang membuat takjub adalah kuburan batu ini, unik kan :D
Kuburan batu




Bukan sekedar pet

Selain bersahabat dengan sesama manusia, pasti banyak diantara kita yang mempunyai sahabat lain seperti hewan peliharaan. Sama halnya dengan saya, dari kecil saya senang sekali dengan yang namanya kucing, sebenarnya sangat senang juga dengan sepupunya si kucing, harimau, tapi berhubung untuk memelihara harimau sangat tidak mungkin saya lakukan (dengan pertimbangan banyak faktor) jadinya saya memelihara kucing saja (lumayan mirip kan mereka :D)..

Kucing pertama saya (bukan pertama- tama amat, yang pertama benar- benar diperhatikan lebih tepatnya) yang sangat saya sayangi tentunya saya beri nama dia Goldy, berasal dari kata Gold yang berarti emas, karena bulu Goldy kalau diterpa sinar matahari akan berkilau seperti emas (menurut pandangan saya). Goldy ini anak dari Candy, kucing 'gelandangan' yang akhirnya memutuskan menetap di rumah kami.
Goldy semasa hidupnya
Nah, si Goldy cukup tampan kan untuk ukuran kucing ras pribumi :). Goldy tidak sendiri, dia punya saudara jantan juga (lupa namanya siapa) yang menghilang misterius, dugaan kami, dia terpikat dengan seekor kucing betina dan memutuskan untuk merantau bersama,hahahahhahaha.... dan kemungkinan paling buruk, dia mati ditabrak mobil :(. Hanya ini foto saudara Goldy yang saya miliki, itupun tidak jelas

 Mendiang Goldy dan saudaranya
Mereka saudara yang kompak kan...
Umur Goldy tidak panjang, hanya 4 tahun dan takdir memisahkan kami. Huaaaaaaaaaa :'(....
Hari itu (beberapa hari setelah Idul Fitri 2013, pada bulan agustus, lupa tepatnya tanggal berapa) Goldy tidak pulang ke rumah. Kami pikir (sama saat brothernya hilang) dia falling in love sama kucing tetangga jadi tidak pulang, hal ini pernah terjadi beberapa waktu lalu saat dia jatuh cinta sama kucing betina tetangga. Kami menunggu esok hari, esok lagi, lagi dan hari berganti lagi dan si Goldy juga tak kunjung pulang. Waktu itu aku disibukkan urusan pekerjaan jadi jarang ke rumah kakek (Oh ya lupa, semua kucingku tinggal di rumah kakek), dan waktu saya ke rumah kakek, bayangkan kakek duduk merenung di depan jendela entah menatap apa di luar sana, dan waktu dia melihat saya dia bilang 'kucing kita mati!'. Seperti disambar petir (kayak adegan di sinetron - sinetron, wakakakka) saya kontan hanya bisa berkata lirih 'siapa bilang Goldy mati?', kata kakek dia ditemukan tetangga kami sudah menjadi bangkai disamping rumahnya dan berhubung Goldy terkenal di kompleks kami jadi dia langsung terdeteksi kalau dia kucing keluarga kami dan tetangga saya itu membawa mayat Goldy ke rumah kakek sebelum dia buang. Mayat Goldy sudah sangat membusuk, jadi tidak sempat lagi mengurusi pekuburannya, cari lokasi, menggali dan lain lainnya. Sedih juga tidak tau akan ke mana kalau merindukan Goldy ku :'(.

Untung sebelum Goldy sebelum meninggal sempat menanamkan benih pada ibunya (dasar hewan yak!), doa saya semoga salah satu anaknya mirip Goldy. Menunggu tidak berapa lama sang jabang kitten dilahirkan, hari itupun tiba... Tadaaaaaa..... ada seekor yang benar- benar mirip Goldy :D, horeeeee ada Goldy junior, berhubung dia hasil pernikahan ibu dan anak jadi Goldy junior aku kasih nama Sangkuriang. Ini nih Sangkuriang, cekidottttt
Nah, yang ini Sangkuriang beranjak remaja :D
Sangkuriang waktu masih bayi
Lebih cakep bokapnya sih... tapi tidak apalah, dan sekarang kujalani hidupku bersama sahabat baruku Sangkuriang. Kucing- kucing ini dimataku bukan sekedar hewan peliharaan, tapi mereka adalah bagian dari keluargaku, sahabat baikku, saat sedih, mendengar mereka mengeong saja bisa membuat semuanya menjadi lebih baik, bahkan kadang mereka bisa bertingkah layaknya sahabat manusia. Ah... saya sangat menyayangi mereka.

 Oh ya, selain mereka yang sudah kusebutkan tadi, aku juga masih punya kucing betina yang warnanya full hitam, jadi aku menamainya Bolong (bahasa lokal Makassar yang artinya gelap/ hitam). Si Bolong ini saudaranya Goldy dari bapak yang berbeda (hasil analisaku :D)

Kamis, 06 Februari 2014

haloooooooo






Hi........ini tulisan pertamaku di blog ini (yaeyalah blog baru geneee :D)
Selamat datang (untuk saya) dan salam kenal buat blogger blogger senior, mohon bimbingannya dalam menulis yang baik dan benar serta beretika tentunya....
Semoga berhasil menuangkan semua uneg uneg di kepala ini supaya si otak tidak penuh sesak dan meledak *berlebihan, hhehe
Saya sangat suka menulis (sebenarnya) dan lebih tepatnya menulis di dalam hati. Banyak ide kadang, tapi tidak langsung disalurkan jadi ide ide itu pergi begitu saja. 
Well, sebelum semakin terlambat, terlambat termakan usia, akhirnya saya mencoba membuat akun dengan harapan uneg uneg yang ada dikepala bisa dituangkan di tempat yang tepat dan tidak melayang begitu saja, atau bahkan menguap membaur bersama seluruh unsur udara sebelum sempat melayang sampai ke awan (hakhakahakhak nyolong di mana ini kalimat ;)..