Pertama kali saya naik busway dari Kebun Binatang Ragunan menuju Kota Tua. Untuk sampai di Monas kita harus berganti busway 2 kali. Busway yang pertama saya naiki busway yang sudah cukup tua, padahal saya pengen sekali naik busway yang baru, maklum bukan orang Jakarta yang bisa setiap hari naik busway. Yang naik dari Ragunan hanya beberapa orang jadi tidka perlu berebut tempat duduk, masih banyak yang kosong malah.
Setelah turun didaerah Dukuh Bawah (kalo nggak salah), kami harus berjalan cukup jauh menuju halte busway berikutnya yang akan mengantar kami ke Kota Tua. Naik busway benar- benar hemat biaya, cukup Rp. 3.500,00 kita bisa ke mana saja sepanjang sesuai rute busway. Well, setelah berjalan cukup jauh akhirnya sampai juga di halte busway tujuan Jakarta Kota. Banyak sekali penumpang yang menunggu di halte ini, sangat berbeda jauh dengan halte Ragunan tadi. Tidak terlalu lama kami menunggu akhirnya busway yang dinanti- nanti datang juga. Finally, aku naik busway baru! Hahahahhah...jadi norak begini.
Foto : Comot dari google :D |
Tapi sayang penumpangnya bejubel, jadi saya harus berdiri, berharap segera ada yang turun di pemberhentian berikutnya. Dan doa saya dikabulkan!. Dengan sigap saya menyambar kursi yang baru saja ditinggal turun penumpang sebelumnya.
Ternyata cukup jauh juga Kota Tua. secara dari Jakarta Selatan menuju Jakarta Utara!, apalagi tujuan kami ini merupakan pemberhentian terakhir!.. Lumayan cuci- cuci mata lihat gedung- gedung menjulang di sepanjang jalan, yang jarang saya temui di kota asal saya, heheheh..
Entah berapa halte yang kami singgahi, akhirnya sampai juga di halte terakhir, Jakarta Kota. Dari halte ini kami melewati terowongan untuk keluar dari halte dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju tujuan kami, Kota Tua!. Naik busway cukup lama, dan sekarang kami harus berjalan cukup jauh (karena lelah, jalan pendek pun terasa jauh).
Puas 'bermain- main' di Kota Tua kami bergegas melanjutkan perjalanan menuju destinasi terakhir untuk hari ini, yaitu Monumen Nasional (Monas). Untuk ke Monas kembali kami memilih busway sebagai transportasi, karena paling sesuai dikantong tentunya, hehehhe.
Dari Kota Tua kami harus kembali berjalan kaki menuju halte tempat menunggu busway. Kembali melewati terowongan tadi. Di halte ini yang menunggu busway cukup ramai juga, apalagi bertepatan dengan jam pulang kantor.
Sekarang kami sudah ahli 'berebut' busway, hehehehe. Kalau tidak salah ingat, dari Jakarta Kota menuju Monas kami hanya menaiki 1 busway, tidak transit di halte lain. Oh ya, untuk menikmati transportasi busway, kita harus memiliki kartu yang bisa diisi ulang. Kalau saya menetap di Jakarta, saya akan selalu menunggakan busway ke mana- mana, daripada naik mobil sendiri yang akan memperparah macet dan menyumbang polusi.
Singkat cerita...
Malamnya setelah puas nongkrong di Monas, pulang ke daerah Ragunan, Jakarta Selatan, kami kembali menaiki busway. Kali ini kami harus berpisah dengan Ufi, teman saya yang menjadi guide seharian. Kami berpisah di halte Monas, dari halte tersebut sisa 1 kali naik busway langsung ke daerah Ragunan, turunnya di halte SMKN 57, halte terdekat dari homestay tempat kami menginap.
Cukup lama juga busway yang dinanti- nanti tak kunjung datang. Yang menunggu juga cukup banyak. Lama..... lama.....cukup lama mennati belum ada tanda- tanda datangnya busway tujuan Ragunan. Bosan sudah mulai menghadapi, sampai dari kejauhan di jalur busway terlihat sebuah bus yang datang ke arah kami. Awalnya saya ragu ini busway karena ukurannya lebih kecil dari beberapa busway yang saya naiki seharian ini. Tapi ini kan jalur busway, pasti ini busway nya. Dan bus tersebut berhenti tepat di depan saya, kernetnya teriak- teriak 'Ragunan... Ragunan!'...... Kami serempak masuk ke dalam bus. Pas masuk, saya sudah merasa curiga, kok model temoat duduknya lain!, saya berbisik ke teman yang duudk di samping saya. Katanya, 'Kali aja emang beda- beda Wid!', OK saya mulai tenang tapi masih curiga dan merasa aneh.
Kecurigaan saya terbukti, tidak lama kami duduk datang seorang kernet yang menagih ongkos, duhhh! benar- benar salah naik, hahahahhaha... Kami sontak berpandangan satu sama lain dan ngakak sejadinya, hahahahahahha... ternyata kami naik kopaja AC, pantas terasa nyaman seperti naik busway cuma beda model kursi sama seragam sopirnya. Lucu tapi sempat jengkel juga sama sopir kopaja yang seenaknya masuk jalur busway, jadi orang awam seperti kami bisa salah paham, hahahahhaha.... Pantas saja, hanya kami berlima dari semua yang menunggu busway tujuan Ragunan yang naik ke bus, hahahahahahha..
Ini menjadi satu pelajaran lagi kalau naik busway harus ekstra hati- hati, jangan sampai salah naik seperti kami, karena tarif kopaja hampir 2x lipat ongkos busway.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar