Penerbangan Makassar ditempuh dalam 1 jam 20 menit. Setiba di Bandara Juanda istirahat sejenak dan menunggu teman yang belum datang dari Manado. Sekitar pukul 19.00 akhirnya teman saya tiba dan kami melanjutkan perjalanan ke Bungurasih untuk kemudian ke Banyuwangi menggunakan bus.
Perjalanan dari Surabaya - Banyuwangi kami tempuh kurang lebih 8 jam. Pas sampai di Terminal Jember kami berganti bus, karena sangat jarang bus yang langsung ke Banyuwangi, paling mentok biasanya hanya sampai di Jember lalu penumpang dioper ke bus tujuan Banyuwangi.
Perjalanan Surabaya - Banyuwangi cukup menegangkan, bagaimana tidak, saya sempat 'digerayangi' copet. Untung teman saya melihat aksi pencopet itu, lagian saya sudah waspada, yang di kantong saya cuma boarding pass sm tissu bekas, hahahah..
Seperti biasa kita kalau jalan- jalan tanpa guide, searching sana sini sebagai petunjuk jalan dan tanya- tanya sama warga yang kita temui di lokasi. Tapi kali ini kita bertanya kepada orang salah dan sotoy banget, kita bilang kalau kita mau ke Kawah Ijen, kira- kira turun di mana supaya aksesnya dekat, sama si kernet yang ngaku orang Banyuwangi asli kita harus turun di daerah Rogojampi. Alhasil, turunlah kami di pasar Rogojampi untuk mencari ojek buat melanjutkan perjalanan ke Kecamatan Licin.
Setelah sarapan di warung gerobak di Pasar Rogojampi kita mencari ojek buat mengantar kita ke Licin.Setelah negosiasi panjang akhirnya deal Rp. 100.000,00 buat 2 ojek muat 3 orang!! Aduh males banget bonceng 3, tapi mau diapa lagi nggak dapet ojek lain. Perjanjiannya kami diantar ke PT. Candi Ngrimbi yang ada di Kecamatan Licin, karena untuk melanjutkan ke Paltuding (titik start pendakian ke kawah Ijen) kami berencana akan menumpang truk pengangkut penambang belerang, untuk mengirit ongkos tentunya.
Perjalanan dimulai.......
Jalanan mulai menanjak, hijau sana sini, sebelah kiri jalan terdapat sungai yang cukup besar, udara mulai sejuk. Tidak lama kemudian kita sudah memasuki Kecamatan Licin, mas ojek mulai bertanya kita turun di mana, saya bilang sesuai perjanjian turunkan kami di PT. Candi Ngrimbi. mas ojek cuma mengangguk dan perjalanan terus dilanjutkan. Jalanan semakin menanjak dan motor yang kami naiki (kebetulan emang motor rada berumur) mulai susah nanjaknya, saya mulai panik, tapi nikmati saja, sesekali kami mesti turun dari motor, tak apalah daripada mogok. Mas ojek mulai ngedumel, sampai dia berhenti di satu titik dan minta ongkos dinaikkan. Saya juga ngotot dong, dari awal kan sudah deal Rp. 100.000,00 untuk 2 ojek sampai kecamatan Licin turun di PT. Candi Ngrimbi. Tapi dalam hati saya memang akan menambah ongkos ojek karena perjalanan cukup jauh dan pendakian, kasihan mas ojeknya yang sudah tua kayak motornya, hahahha.
Tanjakan semakin gila, muka mas ojek semakin jutek, dan saya pun mulai lelah dikit- dikit turun dari ojek dan jalan mendaki, haduh...... di mana sih PT. Candi Ngrimbi, udah dari tadi ini masuk kecamatan Licin kok belum sampai, pokoknya kami mulai pusing pala berbie deh... Keajaiban pun datang, tiba- tiba terdengar suara truk dari arah bawah, truk pengangkut belerang!. Kami sontak berteriak agar truk itu berhenti dan kami hendak menumpang sampai Paltuding. Bye...bye.....mas ojek dan motor tua, enakan naik truk.
Di atas truk kami berbincang- bincang dengan para penambang belerang. Katanya kalau naik bus mau ke Licin itu, turunnya bukan di Rogojampi dan PT. Candi Ngrimbi itu tadi kita udah kelewatan. Huuuu......dasar kernet dan tukang ojek yang sotoy!.
Dengan Rp. 5.000,00 kita sudah sampai di Paltuding, tempat start untuk pendakian menuju Kawah Ijen. Pemandangannya gila keren banget! Udaranya mulai dingin dan mulai tercium bau belerang. Kami diarahkan oleh seorang penambang menuju sebuah warung yang juga menyewakan kamar, kami menyewanya Rp. 150.000,00/malam dan bisa menampung 3 orang, sebenarnya sih rada sempit tapi tidak apalah dingin ini.
Udara luarrrrr biasa dingin sekaleeeee...... Setelah ishoma dan bersih- bersih kami sepakat beristirahat supaya nanti malam bisa fit melakukan pendakian saat dinihari mengejar blue fire.
15 Mei 2015, Pukul 01.30 WIB
Alarm berbunyi dan kami terbangun untuk prepare blue fire. Setelah semua siap kami mengantri tiket. Wahhh luar biasa antriannya panjang bingittttt!! dan udaranya asli dinginnnnnnn sekali!. Dengan sabar kami mengantri dan melihat sekitar, wisatawatan dari berbagai daerah Indonesia dan dari beberapa penjuru dunia ada di sini. Hampir nyesel kalau belum pernah ke Kawah Ijen. Akhirnya tiket seharga Rp. 5.000,00 sudah ada ditangan, yuk mari blue fire menanti.
dan petualangan pun dimulai....
Udara yang dinginnya cetar seperti tidak ada artinya saat menatap langit, bintang bertabur indahhhhhhh sekali, tidak pernah saya melihat bintang sebanyak ini bertebaran di langit, orang- orang bilang milky way.. Indahnya, such heavenly view lah kata Coldplay!.
Jalur perjalanan semakin menanjak, suara ngos- ngosan terdengar dari mana- mana, bahkan kami mendengar ada bule yang mengumpat. ada juga pendaki yang turun sebelum melihat blue fire, rupanya dia sudah tidak sanggup melanjutkan perjalanan. Rugi sekali pikir saya, tapi apa boleh buat kalau fisik sudah tidak sanggup. Di tengah perjalanan terdapat sebuah warung yang menjual minuman dan beberapa makanan lain, tapi masih tutup.
Jalan mulai menyempit, udara semakin dingin bau belerang semakin menyengat, namun semangat kami tetap menggebu demi blue fire. Tidak terasa kami sampai di atas, kami beristirahat sejenak, luar biasa ramainya. Blue fire sangat menggoda, untuk menjangkaunya kita mesti turun ke arah kawah. Namun hasrat saya untuk mendekati blue fire menciut tatkala melihat orang ke sana juga luarrrrr biassaaa banyaknya, saya khawatir saja kalau jumlah pengunjung yang turun ke kawah membludak sedangkan jalannya cukup curam dan sempit pengunjung jadi berdesak- desakan, belum lagi bau belerang yang sangat menyengat, huuuu....... dari kejauhan saja kulihat blue fire.
Pengunjung yang mengantri melihat blue fire |
Pengunjung baru tiba juga luar biasa banyaknya |
Sekarang sudah pukul 05 pagi WIB lewat, di tengah perjalanan kami melihat ada 2 orang cowok yang lagi sholat subuh, sekalian kami mampir pinjam sajadahnya, karena kami sudah menyiapkan mukena. Lama juga sholat nya 2 Mamas ini, sudah semakin cerah, tanda- tanda kami gagal lagi buat sunrise, anehnya kami tidak merasa kecewa atau bagaimana. Yang jelas kan menghadap sang kekasih dulu (sholat) eaaaa....eaaaa....
Rona sunrise |
Tidak menyangka akhirnya sampai juga kami di tempat ini, tempat dengan sejuta keindahan. Terlihat semua jalur yang kami lalui semalam, ndak semakin terlihat juga betapa banyaknya orang yang berburu keindahan alam Ijen.
Gilak kerennya dari arah sini |
Kawah Ijen |
awan berarak di balik gunung |
Penambang belerang dari kejauhan |
Belerang di pinggir kawah |
1/4 abad bersama sahabat,hehehe |
Kami masih ingin berlama- lama di sini menikmati persembahan alam yang sekali lagi luarrrrrrrr biasa indahnya, tapi kami harus segera bergegas turun ke Paltuding karena kami sudah teken kontrak dengan ojek buat mengantar kami ke arah Banyuwangi.
Narsis sebelum turun gunung |
Sepanjang perjalanan kami berpapasan dengan penambang belerang yang beberapa dari mereka juga ada yang menjual souvenir khas Ijen yang terbuat dari belerang, maaf ya saya lupa motoin :D. Kalau berpapasan dengan mereka jangan lupa kasi senyum supaya mereka tambah semangat, hehehehe..
Kalau perjalanan semalam kita ditemani oleh milkyway, nah perjalanan pulang kita disuguhi dengan pepohonan dan gunung yang menjulang dari kejauhan. Ada juga beberapa monyet liar yang bergelayut di pepohonan.
perjalanan pulang menuju Paltuding |
medan yang kami lalui |
Pintu start pendakian |
3 km menuju Kawah Ijen |
Lokasi camp di Paltuding |
Guest House milik Pemda Banyuwangi |
Tidak terasa satu destinasi akhirnya selesai, berikutnya masih ada banyak destinasi keren yang top markotop untuk kami kunjungi :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar