Pengikut

Selasa, 14 Juli 2015

Bye Bye Nunukan



Perasaan baru kemarin saya tiba di Bandara Nunukan dari Makassar, eh sekarang udah di sini lagi buat pulang. Tidak terasa sudah 2 minggu saya jalani di Nunukan. Awalnya mau cepat- cepat pulang, pas mendekati hari H mau pulang tetap saja ada rasa sedih meninggalkan Nunukan. Apalagi pas hari- hari terakhir sudah mulai dekat dengan mahasiswa PDD Politeknik Negeri Nunukan yang saya ajar selama 2 minggu.
Yang bikin tambah sedih itu pas di Nunukan belum sempat jalan- jalan, paling ngabuburit di alun- alun Nunukan yang letaknya tidak jauh dari hotel. Paling banter cuci mataku selama di Nunukan, pas perjalanan hotel ke kampus PDD Politeknik Negeri Nunukan. Soalnya lagi bulan puasa dan jadwal ngajar yang lumayan padat dan menguras tenaga, jadi pas weekend bawaannya mau berleha- leha saja di hotel.
Sabtu, 4 Juli 2015…
Bandara Nunukan Nampak lengang, mungkin kami yang terlalu cepat. Penerbangan Nunukan – Tarakan (kemanapun dari Nunukan memang harus ke Tarakan dulu) 2 kali sehari, penerbangan pertama pukul 07.00 WITA dan kami memilih penerbangan pertama jadi sejak pukul 06.00 kami sudah ada di bandara. Dari ruang tunggu terlihat matahari yang mulai beranjak meninggi. Nampak masih redup, bias- bias cahayanya menjadikan suasana semakin mellow…

Sunrise di bandara Nunukan
Pas pulang kemarin bersamaan dengan jadwal pulang  dosen- dosen Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) yang juga mengajar di PDD Politeknik Nunukan. Kami berpisah di bandara Tarakan. Saya melanjutkan perjalanan ke Surabaya, rekan saya kembali ke Makassar dan dosen- dosen Polnes melanjutkan perjalanan ke Samarinda tentunya.
Daripada bengong menunggu Pak Pilot yang belum datang (kami tahu pasti karena Pak Pilot menginap di hotel yang sama dengan kami), tiba- tiba salah satu dosen Polnes mengajak  foto bareng, sebagai kenang- kenangan. Jadilah foto featuring dosen- dosen senior Polnes. Semoga saya juga bisa menjadi dosen tetap seperti beliau- beliau, aamiin.
Bersama dosen- dosen Polnes
Dan waktu yang entah dinanti- nanti atau yang ingin kutunda, panggilan kepada penumpang untuk segera menaiki pesawat pun terdengar dari pengeras suara di ruang tunggu bandara. Dengan perasaan yang tidak jelas saya dan yang lain berjalan menuju pesawat. Pesawat penerbangan Nunukan – Tarakan menggunakan pesawat kecil yang hanya bisa menampung sekitar  50-an penumpang, sebenarnya sih ada pesawat yang lebih kecil lagi. Karena kita bebas memilih kursi, kupilih tempat duduk dekat jendela supaya bisa lebih lama kuucapkan salam perpisahan buat Nunukan. Dari jendela yang cukup buram kulihat Bandara Nunukan yang masih kecil, mungkin suatu saat bandara ini akan berkembang jadi kalau mau ke Nunukan tidak usah repot- repot mampir di Tarakan.
Bye bye Nunukan
Pesawat sudah mulai lepas landas. Perjalanan Nunukan – Tarakan ditempuh selama 15 menit. Karena ketinggian jelajah pesawat tidak begitu tinggi, jadi terlihat jelas penampakan Kota Nunukan. Bahkan masih bisa kukenali jalan yang biasa kulewati setiap hari menuju PDD Politeknik Negeri Nunukan.
15 menit berlalu begitu saja dan selamat dating di Tarakan!. Sayang kaca pesawat yang buram dan kamera saya yang ala kadarnya jadi tidak ada yang bisa saya abadikan selain gambar bandara Nunukan tadi.
Penerbangan lanjutan saya ke Surabaya pukul 09.30. Diantara kami, saya yang paling cepat berangkat. Setelah mencetak tiket di loket maskapai, saya pamitan kepada teman- teman yang lain yang jadwal penerbangannya masih cukup lama.
Ini salah satu hal yang cukup ngenes, sendirian melongo di ruang tunggu!. Aduh…. Mana saya ngantuk lagi. Dan juga saya sangat khawatir kalau penerbangan saya harus delay, berhubung maskapai yang saya gunakan ke Surabaya ini memang langganan delay. Dan Alhamdulillah kali ini tepat waktu.
Untungnya saya dapat kursi dekat jendela dan untungnya tidak terhalang sayap pesawat, dan yang bikin senang lagi kaca jendelanya tidak buram jadi dengan kamera ala kadarnya ini bisa lah dapat beberapa momen di ketinggian. Eits… sebelum lepas landas, say goodbye dulu sama Bandara Juwata Tarakan, bandara yang mulai berbenah.
Bandara Internasional Juwata Tarakan
Ini bukan pertama kalinya saya naik pesawat, tapi ini pertama kalinya saya mendokumentasikan beberapa gambar dari pesawat. Seperti bayangan saya sebelumnya sebelum menginjakkan kaki di Pulau Kalimantan, bayangan saya tentang pulau besar ini hanya ada dua hal. Hutan dan sungai yang berkelok- kelok. Dan benar saja..
Sungai- sungai yang membelah Pulau Kalimantan dari ketinggian
Sampai ketinggian yang masih menjangkau daratan hanya sungai dan hutan yang nampak. Semakin lama, sungai dan hutan semakin mengabur digantikan langit biru dan putihnya awan berarak. Alhamdulillah cuaca cerah selama penerbangan Tarakan – Surabaya. Saya masih sedikit trauma, beberapa penerbangan saya sebelumnya cukup mencekam, apalagi sewaktu pulang dari Ambon menuju Makassar, bahkan sempat ada peringatan dari awak pesawat kalau penerbangan kami sedang dalam cuaca yang buruk.
Sedikit terik dari luar tapi tidak mengurangi keindahan ciptaan-Nya.
Lautan mega
Awalnya saya kira penerbangan Tarakan – Surabaya akan memakan waktu yang lama, mungkin akan transit di Samarinda atau Balikpapan, ternyata langsung menuju Surabaya tanpa transit. Kantuk yang sedari tadi kutahan sejak di bandara Tarakan akhirnya tidak terbendung dan saya menyerah.
Entah berapa lama tepatnya saya tertidur, yang jelas saat saya sudah bangun kami sudah terbang dalam ketinggian yang cukup rendah sehingga Nampak jelas lautan di bawah kami. Gradasi warna yang timbul entah karena apa sangat menarik perhatian saya, terlihat indah (menurut saya).

Gradasi air laut
1 jam 20 menit hampir terlewati, kami sudah memasuki area Jawa Timur, entah di mana tepatnya. Setidaknya sudah ada pengumuman dari awak pesawat kalau sebentar lagi kami akan mendarat di Bandara Internasional Juanda. Sudah mulai jelas Nampak beberapa area yang padat pemukiman.

Welcome to Jatim :)
Semakin lama pesawat semakin merendah, kami melewati padang padang pabrik yang membentang luas. Ini menandakan kalau posisi kami sudah semakin dekat dengan Juanda. Benar saja, sekitar 10 menit kemudian kami mendarat dengan selamat di Juanda.
Alhamdulillah..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar