Tidak salah begitu ngotot dan kekeuhnya saya mau ke sini..
Dan pilihan ini benar- benar tepat.
Flores, pulau eksotik dengan segala keindahan alam. Tuhan seperti menjatuhkan segala keindahan di sini. Dari ujung barat sampai timur Flores, semua memesona, membuat nafas terhenti sejenak. Masya Allah......Bali, Wakatobi juga indah, tapi tidak tahu kenapa saya begitu terkesan dengan pulau ini walaupun sempat mengalami hal yang tidak nyaman di pulau ini, keindahan alamnya menghapus segala ketidaknyamanan itu. Kalau kemarin- kemarin saya sudah bercerita panjang lebar mengenai Wae Rebo (http://haliotisquamata.blogspot.com/2014/09/surga-tersembunyi-eksplor-flores-wae.html), maka sekarang saya akan bercerita pengalaman saya mengunjungi Danau Kelimutu.
Danau Kelimutu yang berdampingan |
Danau Kelimutu berada di Gunung Kelimutu yang secara administratif terletak di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Danau Kelimutu terdiri dari 3 danau yang memiliki warna yang berbeda- beda dan berubah- ubah pada periode waktu tertentu. Konon, perubahan warna Danau Kelimutu menggambarkan keadaan alam Flores. Awalnya saya mengira kalau Danau Kelimutu letaknya tidak jauh dari jalan utama, ternyata saya salah,hahaha. Saya melakukan perjalanan ke Danau Kelimutu berangkat dari Kota Maumere dengan menaiki travel dengan biaya Rp. 300.000, perjanjian awalnya sih Rp. 250.000, eh pas sampai tujuan tarifnya dinaikin seenak jidat (ini salah satu hal tidak mengenakkan yang saya alami, lupakan bisa merusak suasana Danau Kelimutu yang indah).
Perjalanan dari Maumere - Danau Kelimutu kurang lebih 5-6 jam.
Gapura menuju Danau Kelimutu |
Tarif tiket masuk Danau Kelimutu |
Kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, saya sudah tidak sabar melihat danau menakjubkan secara langsung. Walaupun masih cukup kelelahan setelah melewati perjalanan panjang Makassar - Maumere, Maumere - Kelimutu, saya tetap semangat, apalagi jalannya sudah sangat bagus, anggap saja menaiki tangga rumah, hehehe. Jalur juga sangat jelas, karena petunjuk arah di beberapa titik, jadi jangan takut tersesat. Saya mulai mleihat banyak wisatawan, macanegara maupun lokal yang sedang berfoto- foto. Pemandangannya indah sekali, mana udaranya sejuk. Bahkan ada cukup banyak kera ekor panjang yang menyambut. Lucu sekali mereka.
Kera yang menggemaskan |
Masing- masing danau ini meiliki nama tersendiri, yaitu: Tiwu Ata Polo, Tiwu Nuamuri Koofai dan Tiwu Ata Mbupu. Setelah melewati dua danau yang berdampingan, kita melewati lokasi yang biasa digunakan sebagai lokasi pelaksanaan upacara adat, saya tidak mendapatkan informasi kapan biasa dilakukan upacara adat karena saya tidak menjumpai petugas.
Lokasi pelaksanaan upacara adat 'Patika'
Karena penasaran mengenai upacara adat ini maka saya mencarinya diinternet. Berdasarkan hasil googling, Upacara adat Patika merupakan upacara adat memberi makan arwah para leluhur. Upacara ini dilaksanakan setiap tanggal 14 Agustus, diikuti oleh desa dan komunitas yang bermukim di sekitar Danau Kelimutu. Wah sayang sekali, andaikan sebelumnya saya mengetahui informasi mengenai upacara adat ini, saya akan datang pada saat itu.
Well, kembali lagi ke perjalanan saya menuju Puncak Kelimutu. Setelah melewati lokasi upacara ada tadi, kembali perjalanan mulai mendaki, jangan khawatir, karena kita trekkingnya naik tangga kok :D.
Allahuakbar!. Pemandangannya indah sekali, gersang- gersang gimanaaaaa.......gitu! dan berasa ada di manaaaaaa gitu!
Jalan menuju Puncak Kelimutu |
Keren kan ?. Pokoknya sepanjang perjalanan mantap dah, tidak boleh ada spot yang terlewatkan. Rencananya sih, sebelum ke Danau Kelimutu mau ganti pakaian dulu supaya 'pemotretannya' lebih mantap, tapi karena terburu- buru ya sudah. Foto di atas view kalau dari bawah mau naik ke puncak Kelimutu, view dari arah sebaliknya juga nggak kalah keren lho. Tidak begitu terasa capek karena tidak terlalu mendaki dan juga sepanjang perjalanan yang menakjubkan, jadi senua kelelahan menguap begitu saja :D. Suatu saat saya mau ke sini dengan Adam Levine terkasih, hahahaha. Masih terbius denagn segala keindahan Kelimutu, tidak terasa saya sudah sampai di danau yang terletak sendiri sebelum puncak Kelimutu.
Tiwu Ata Mbupu |
Tugu di Puncak Gunung Kelimutu |
Wah...ternyata di puncaknya juga ada tugu, seperti puncak gunung pada umumnya, bertambah satu lagi dong puncak yang saya pernah datangi :D. Sayang saya datangnya bukan saat golden moment saat matahari terbit, pasti indah sekali. Gara- gara sopirnya yang mampir tidur, yaa demi keselamatan juga sih, tapi kan saya sudah bilang saat mau berangkat kalau saya mau lihat sunrise di Kelimutu, mana jadwal tiba saya di Maumere sudah saya sesuaikan, jadi kalau sampai Danau Kelimutu pas dapat sunrise. Sudahlah, mungkin suatu saat saya harus kembali ke sini untuk menikmati sunrise.
Dari puncak kelihatan ketiga Danau Kelimutu. Tapi dari puncak paling bagus berfoto denagn latar dua danau yang berdampingan. Di puncak ada yang jualan lho!. Yang dijual di sini kain tenun khas Flores yang bisa dijadikan oleh- oleh. Harganya juga wowww, Rp. 500.000/lembar untuk kain dan ada sih yang cukup murah Rp. 85.000/ lembar untuk syal. Dan saya tidak membeli satupun :D. Selain harganya yang fantastis, saya pikir saya juga tidak membutuhkannya, karena salah satu alasan saya jika membeli sesuatu yaitu barang tersebut harus memiliki manfaat bagi saya. Walaupun matahari sudah cukup menyengat, tidak mengurangi antuasias saya untuk foto- foto dulu sepuasnya. Saya tidak sendiri, banyak saingan jadi musti sabar ngantri juga supaya lebih optimal, tidak seru kan jauh- jauh ke Danau Kelimutu tapi fotonya tidak memuaskan,hehehe.
Dari puncak Kelimutu terlihat jelas Tiwu Nuamuri Koofai yang berwarna hijau. Danau ini warnanya juga tidak tetap. Berubah pada periode waktu tertentu. Tiwu Nuamuri Koofai diyakini merupakan merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal.
Tiwu Nuamuri Koofai |
Pemotretan di puncak selesai, sekarang saya sudah mau kembali ke tempat parkir tadi, tapi mampir dulu dong di dua danau yang berdampingan, mau foto dari jarak dekat. Bye...bye.... puncak Kelimutu semoga bisa lagi berkunjung, dengan My Adam Levine,hahahahhaamiin :D. Perjalanan pulang kembali melewati Tiwu Ata Mbupu yang sendirian, dan dari sini viewnya juga bagus.
Jalan turun |
Kewajiban (foto- foto sudah dilakukan) jadi perjalanan dilanjutkan. Sekarang kita melihat dua danau yang berdampingan lebih dekat, tapi dari arah sini yang terlihat jelas Tiwu Ata Polo. Saya sangat....sangat....ingin berdiri tepat di bibir danau, tapi tanda larang keluar dari jalur terpampang di mana- mana, kecuali kalau saya buta huruf pasti saya akan berlari kegirangan menuju danau. hehehe. Hal ini dilakukan demi keselamatan kita sendiri. Jangan sampai tanah pijakan sekitar bibir danau labil dan kita bisa terperosok masuk ke dalam danau, wuihhh naudzubillah. Danau Kelimutu memang indah, indah untuk dipandang saja, tidak untuk masuk ke dalamnya :D.
Tiwu Ata Polo |
Tiwu Ata Polo diyakini merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung, pantas ya warnanya gelap seperti itu :D. Tiwu Ata Polo berdampingan dengan Tiwu Nuamuri Koofai. Konon, dinding pembatas keduanya ketebalannya juga berubah- ubah loh!. Ini kata warga yang saya jumpai di Ende (nanti akan saya ceritakan juga pengalaman di Ende pada tulisan berikutnya). Katanya, dindingnya kadang tebal dan kadang bisa setipis kertas. Ternyata tidak hanya warna ketiga danau yang berubah- ubah, ketebalan dinding pembatas dua danau yang berdampingan juga demikian.
Perubahan warna air danau tercatat dari tahun 1915 - 2011, Tiwu Ata Polo berubah sebanyak 44 kali. Tiwu Nuamuri Koofai pada periode tersebut mengalami perubahan sebanyak 25 kali. Sedangkan Tiwu Ata Mbupu pada periode tersebut mengalami perubahan yang paling sedikit yakni sebanyak 16 kali (Balai Taman Nasional Kelimutu). Di sana juga ada dokumentasi perubahan- perubahan warna danau. Danau Kelimutu benar- benar anugerah. Saya merasa sangat bahagia sudah melihat secara langsung keajaiban ini.
Matahari semakin terik, menandakan hari semakin siang, saya tersadar kalau ada sopir yang menunggu, tadi dipesan boleh ke Danau Kelimutu asal paling lama 15 menit, kayaknya saya melebihi target waktu yang diberikan. Siapa yang bisa menahan godaan keindahan Danau Kelimutu :D. Masalah sopir urusan belakangan, yang jelas saya sudah puas eksplor Danau Kelimutu, walaupun gagal melihat sunrise.
Saat saya tiba di parkiran, semakin banyak kendaraan yang terparkir, mereka baru bersiap- siap trekking ke danau. Mobil yang saya tumpangi terkunci, seperti yang saya duga, sopir menunggu di warung yang saya maksud tadi, menunggu sambil menyeruput kopi. Saat melihat saya dia tersenyum (Alhamdulillah pikir saya, dia tidak marah). Sebelum melanjutkan perjalanan saya sempatkan dulu mengisi perut, walau hanya dengan mie instan.
Kain tenun khas Flores |