Pengikut

Senin, 22 Desember 2014

Kerajaan Kupu- Kupu Bantimurung

Happy Weekend guys!! (eh, udah lewat, kemarin ding :D)
Ke mana kalian di akhir pekan kemarin?. Hari Minggu ku kuhabiskan (padahal cuma 3 jam-an,wkwkwk) di Taman Wisata Alam Bantimurung yang terletak di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Tempat wisata ini saya tempuh selama 1,5 jam dari rumah saya.

Saat memasuki area Bantimurung kita akan disambut dengan patung kera raksasa. Sebelum masuk ke dalam area tempat wisata, seperti biasa kita harus membeli karcis terlebih dahulu. Untuk wisatawan lokal kita harus membayar Rp. 25.000, sedangkan untuk wisatawan asing sebesar Rp. 255.000, untung Jake Gyllenhaal nggak ikut :D.

Pintu masuk taman wisata Bantimurung

Kita disambut dengan udara sejuk serta bunyi- bunyian alam (mengerti kan yang saya maksud,he he). Sepanjang mata memandang hijau membentang. Pokoknya segar banget lah suasananya. Tidak lama setelah kita berjalan, suara gemuruh air terjun Bantimurung sudah mulai terdengar. Di sini juga terdapat museum kupu- kupu. Bantimurung ini memang tempat berbagai spesies kupu- kupu, bahkan ada yang endemik lho!. Sayang sekarang jumlah kupu- kupu sudah tidak sebanyak dulu, karena warga menangkapnya untuk dibuat kerajinan tangan sebagai ole- ole khas Bantimurung. Ada sih penangkaran kupu- kupu di sini, tapi saya rasa belum bisa menyeimbangi laju eksploitasi kupu- kupu.

Museum Kupu- kupu Bantimurung
Setelah kita melewati museum, kita sudah bisa melihat beberapa kolam yang airnya berasal dari aliran air terjun, ada kolam yang digunakan sebagai arena bermain perahu bebek, ini khusus anak- anak, ada pula kolam renang yang juga khusus buat anak- anak. Airnya sedang keruh karena sedang musim hujan, saat kemarau airnya sangat jernih.
 
kolam untuk anak kecil




Bantimurung sejak dulu memang sebagai tempat
wisata favorit keluarga di akhir pekan. Pengunjung berasal dari daerah sekitar Maros, Makassar dan beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan. Bahkan turis mancanegara kalau berkunjung ke Sulawesi Selatan juga menyempatkan diri mengunjungi Bantimurung. Tidak heran banyak pendopo sebagai tempat istirahat pengunjung yang disediakan, seperti ini. Oh ya, untuk menikmati fasilitas seperti ini kita harus merogoh kocek lagi,  belum termasuk tiket yang kita beli.

Pendopo tempat beristirahat
Terdapat sebuah jembatan, jika kita menyeberangi jembatan itu, mengarahkan kita untuk menuju Gua Mimpi, toilet umum dan tempat istirahat yang lebih sederhana dari pendopo tadi, tempat istirahat di sini terdiri dari tikar- tikar yang digelar dengan atap terpal. Juga terdapat rumah jika pengunjung hendak menginap di Bantimurung. Tapi kami memilih ke air terjun dulu.

Karena ini akhir pekan, Bantimurung sangat padat wisatawan. Sebagian besar dari mereka memilih untuk mandi- mandi di bawah air terjun, guyuran air terjun memang sangat menyegarkan. Beberapa dari mereka tidak hanya mandi, tapi sambil main seluncuran menggunakan ban, tidak  jarang ada yang terjatuh dari ban. Pengunjung yang lain ada juga yang hanya sekedar berfoto- foto dengan latar air terjun. Ada pula yang hanya duduk- duduk di tempat istirahat menikmati bekal yang mereka bawa (ini biasanya pengunjung yang sudah tua), ada juga pengunjung yang datang untuk mengunjungi beberapa gua yang terdapat di Bantimurung. Oh ya, di Bantimurung juga terdapat lintasan flying fox. Berwisata di Bantimurung memang cukup lengkap, selain bisa berwisata alam, kita juga bisa berwisata sejarah dengan mengunjungi gua- gua saksi sejarah.

Air terjun Bantimurung

















pengunjung yang bermain selucuran ban

















teman seperjuangan melakukan pengamatan
Kali ini saya tidak mandi, saya hanya mengamati aktivitas pengunjung. Pengelolaan tempat ini sebenarnya sudah cukup baik, namun yang kurang diperhatikan masalah kebersihan. Sebenarnya ini bukan semata kesalahan pihak pengelola, tapi lebih ke pengunjungnya yang tidak memerhatikan kebersihan. Mereka seenaknya membuang sampah, ada juga yang mencuci perlengkapan makan mereka seenaknya saja sehingga mengotori air yang digunakan pengunjung lain berenang. Padahal dia bisa melakukannya di toilet umum. Menurut saya, sebaiknya ada petugas di beberapa titik yang memantau aktivitas pengunjung, karena biasanya kalau ada yang mengawasi, pengunjung nakal rada segan berbuat seenaknya. Ah, itu kembali lagi ke pribadi masing- masing.





Kali ini saya beruntung, mungkin karena musim hujan banyak kupu- kupu yang berterbangan, apalagi di sekitar air terjun dekat tempat saya melakukan 'pengamatan', hehehhe. Entah sudah berapa kali saya ke Bantimurung, baru kali ini saya melihat kupu- kupu sebanyak ini.

gerombolan kupu- kupu






Kupu- kupunya banyak jenis, tapi hanya jenis ini yang sempat saya foto













Romi & Juli





Wah, romantis sekali, ada Romeo dan Juliet, hehehhe











Di dekat air terjun terdapat tempat untuk mengganti pakaian, tempatnya cukup nyaman, karena ada petugas yang menjaga. Di sekitar situ juga terdapat tangga yang cukup tinggi sampai kita berada sejajar dengan air terjun. Katanya jalan ini menuju ke salah gua yang ada di Bantimurung, saya lupa nama guanya apa. Walaupun saya sudah entah berapa kali ke Bantimurung, saya belum pernah menyusuri gua ini. Saya hanya sampai di atas sejajar dengan air terjun setelah itu saya kembali turun. Dan kedatangan kali ini saya tidak naik ke sana. Setelah puas melakukan 'pengamatan' di air terjun, saya menyeberang jembatan yang saya maksud tadi untuk menuju gua mimpi. Di sini juga terdapat tempat istirahat, tapi lebih sederhana dari pendopo tadi. Tempat istirahat di area ini terdiri dari beberapa tikar yang digelar dengan beratapkan bentangan terpal, ini juga tidak gratis lho!. Di seberangnya terdapat rumah- rumah panggung kecil yang bisa disewa kalau pengunjung hendak menginap.

pengunjung yang sedang beristirahat
Rumah panggung tempat menginap

     
















Nah, sekarang waktunya berpetualang ke gua mimpi. Untuk menmuju gua mimpi kita harus berjalan sekitar 1-2 km, di mana jalan terdiri dari tangga, medannya naik turun. Cukup melelahkan juga, tapi lelah kita akan hilang saat menghirup udara sejuk dan melihat pemandangan hijau.



Tuh sampai ada tulisan peringatan,'Anda sakit jantung, pikir-pikirlah. Anda sakit hati segera naik',hahahhaha
Anak tangga menuju gua mimpi









Karena teman saya kelelahan, kita tidak jadi melakukan perjalanan ke gua mimpi, sayang sekali. Padahal sangat seru, tidak usah susur gua deh, cukup sampai ke mulut gua saja sudah sangat seru. Oh ya Gua Mimpi sangat becek dan licin, kita sebaiknya menggunakan peralatan yang memadai. Di dalam gua sudah dibangun jalanan seperti jembatan sepanjang gua untuk mepermudah akses mengunjungi gua, tapi jembatan tersebut 90% rusak, jadi pengunjung harus jalan di sisi jembatan. Untuk menyusuri gua kita bisa diantar oleh guide yang banyak standby di depan jalan masuk. Dan kita harus pintar- pintar menawar, apalagi kalau mereka tahu kalau pengunjung bukan orang Sulawesi, harganya biasanya lebih tinggi. Sebaiknya jika hendak menyusuri gua, siapkan senter sendiri, karena senter yang disewakan guide juga naudzubillah mahalnya.

Karena teman saya kelelahan, kita putuskan beristirahat di sekitar tempat istirahat yang beratap terpal, tidak jauh di sini terdapat lintasan flying fox. Lintasannya tidak terlalu panjang sekitar 100 m membentang di atas kolam tempat pengunjung berenang.

lintasan flying fox
Setelah lelah hilang, kami putuskan untuk pulang, karena hari juga semakin sore dan sebentar lagi waktu sholat ashar. Bagi umat Muslim jangan khawatir, di Bantimurung juga terdapat mushola di dekat museum kupu- kupu. Dan jika bekal makanan yang dibawa kurang, kita bisa membelinya di sini karena banyak terdapat pedagang makanan.

Mushola di Bantimurung

Pedagang yang menjual aneka makanan






























Di luar pintu masuk Bantimurung banyak berjejer pedagang, pedagang souvenir yang terbuat dari kupu- kupu, pedagang perkakas 'narsis' seperti kacamata dan topi, heheh..dan lain- lain.

Kios-kios pedagang ole- ole khas Bantimurung

Gantungan kunci kupu- kupu
















Sumpah, saya sangat tidak setuju dengan souvenir- souvenir ini karena sangat turut andil membuat populasi kupu- kupu menurun. Katanya sih, mereka ini kupu- kupu hasil penangkaran mereka, Wallahualam, hanya Tuhan dan mereka yang tahu!
Pajangan dinding kupu- kupu








Lihat mereka dalam pigura, kasihan kan. Apalagi beberapa spesies diantaranya sudah sangat sulit dijumpai dalam keadaan hidup karena eksploitasi besar- besaran.
Pengunjung yang sedang berbelanja









Nah, seperti yang saya katakan tadi, selain pedagang souvenir kupu- kupu, juga ada pedagang yang menjual 'perkakas' narsis seperti topi dan kacamata. Juga ada dijual aksesoris seperti cincin, gelang dan kalung. Minuman dingin dan jagung bakar juga ada dijual :D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar