Sebentar lagi akan memasuki bulan September 2015, tiba- tiba saya teringat kisah perjalanan setahun silam pada 3 - 9 September di Pulau Flores. Salah satu destinasi yang sangat membekas diingatan dan perasaan saya (ha ha ha ha) yaitu perjalanan ke kampung adat Wae Rebo, Manggarai. Selain tempat dan proses pencapaiannya yang benar- benar berkesan, ada hal lain yang membuat saya tidak akan melupakan trip Flores ini. Yah, perjumpaan saya dengan seorang bule dari Jerman yang menjadi nilai tambah perjalanan ke Wae Rebo.
Bertemu dengan wisatawan asing (bule) saat travelling adalah hal yang biasa. Tapi kali ini saya tidak sekedar bertemu, saling bertukar senyum atau sekedar say hello. Kali ini kami lebih dekat, melakukan perjalanan (kebetulan untuk mencapai Wae Rebo kita harus melakukan pendakian) bersama- sama (walaupun hanya saat akan sampai di tujuan), dan melakukan kegiatan selama di Wae Rebo bersama- sama, sampai tidur pun bersama. Eitsss....jangan pikir yang aneh- aneh, karena di Mbaru Niang (rumah adat Wae Rebo) kita harus tidur bersama- sama tanpa sekat sesama pengunjung dan tidak ada penginapan lain. Well.....itu harus dilakukan tapi tenang, ada space cukup jauh kok diantara kami :D.
Oh ya sebut saja bule tadi Mr. YT (ini inisial namanya).
Awal perjumpaan kami di rumah persinggahan di desa terakhir sebelum trekking menuju Wae Rebo. waktu itu saya sedang bersiap- siap melakukan perjalanan saat Mr. YT tiba. Pertama dia sampai di rumah singgah dia langsung minta disiapkan makan siang, mungkin dia kelaparan, maklum saja untuk mencapai desa terakhir saja kita harus melewati jalur yang mengikuti kontur pegunungan dan sangat jauh tentunya, apalagi si mister waktu itu mengendarai motor sendiri.
Semua masih terasa biasa saja, walaupun Mr. YT baru datang, saya tetap harus melanjutkan perjalanan menuju Wae Rebo, bodo amat bule ini mau jalan sendirian atau bagaimana. Nah, saat saya pamitan dan saya mengulurkan tangan untuk salaman (sebagai budaya kita kan kalau bertemu/berpisah dengan orang kita salaman) dia menolaknya, katanya tangannya kotor, memang sih waktu itu tangannya belepotan air jeruk karena dia mengupas jeruk dengan ganas jadi sampai air jeruknya muncrat- muncrat. Gila!!!!, seumur- umur baru kali ini saya mau salaman sama orang tapi ditolak. Dengan gondok saya meninggalkan rumah singgah dan melanjutkan perjalanan.
Secara normal, rumah singgah - Wae Rebo ditempuh selama 4-5 jam, bisa lebih cepat atau lebih lama tergantung kekuatan si pejalan. Saat itu saya berdua dengan teman saya, perempuan. Kami jalan santai saja, toh buat apa terburu- buru, karena kami sudah terbiasa dengan medan seperti ini, menurut perhitungan kami, bisalah jalan sedikit santai sambil menikmati pemandangan dan sampai tujuan sebelum petang.
Sepanjang perjalanan tidak henti kami berapapasan dengan wisatawan yang berasal dari berbagai negara, mereka baru saja meninggalkan Wae Rebo. Kami juga berpapasan dengan warga lokal yang hendak ke kota. Lumayan selingan, daripada monoton lihat pepohonan.
Sudah 3 jam lebih kita melakukan perjalanan, kami beristirahat, dan.........ada seseorang yang datang,
saat saya menoleh, ternyata si bule tadi (sebelumnya saya tidak tahu kalau namanya Mr. YT). Dengan ogah, karena atas norma kesopanan (kita harus menjaga citra orang Indonesia yang ramah) saya tetap menyapa bule songong tadi dan menawarinya snack yangs edang saya makan, sudah saya duga, dia menolaknya, bagus!. OK lanjutkan ngemilnya, lupakan bule songong perusak suasana hati ini.
Tenaga sudah terisi, sekarang mari lanjutkan perjalanan, sepertinya Wae Rebo sudah dekat. Belum lama melanjutkan perjalanan, eh ketemu lagi sama mister songong tadi, duhhhh nasib!. Kali ini saya cuek saja, hanya teman saya yang menyapanya waktu kami melewatinya. Seperti ajang balap saja, belum lama kami melewatinya, si mister songong sudah melewati kami lagi. Cuek saja,sebal saja sepanjang selama di Wae Rebo harus bertemu dia terus.
Berdasarkan petunjuk yang kami dapat di rumah singgha tadi sebelum trekking, tanda kita sudah hampir sampai kalau kita sampai di sebuah pendopo, dari sana sudah tampak jajaran Mbaru Niang dan kita harus memukul kentongan bambu sebagai tanda kalau ada tamu dan pihak adat Wae Rebo mempersiapkan diri menyambut tamu. Dan, kami sudah melihat pendopo itu, yess!. Tapi aduh, si mister songong ada di situ celingak- celinguk entah cari apa. Hahhh.....rasa senang saya buyar seketika.
Saat kami mendekat dengannya, dengan sangat terpaksa saya pun menyapanya, bertanya kenapa dia tidak melanjutkan perjalanan. Ternyata dia mencari kentongan bambu, setelah lama kami mencari kentongan yang kami cari tidak nampak, kami sepakat untuk langsung turun ke Mbaru Niang.
Si mister songong ternyata bernama YT (inisialnya). Lama- kelamaan ngobrol sama dia, ternyata nyambung juga. YT yang awalnya songong dan nampak sangat menyebalkan ternyata sangat friendly, dia bilang kalau dia sempat ragu ngobrol dengan kami, takut kami tidak bisa berbahasa Inggris. Duhh....nih wajah ndeso banget kali ya, yang mencerminkan kalau mustahil si pemilik wajah ini bisa berbahasa Inggris, padahal bisa kok, walaupun masih standar sih, he he he.
Saya tidak menyangka kalau suhu di Wae Rebo sangat.....sangat..... sangat.... sangat dingin!, dan saya tidak membawa jaket tebal, saya hanya membawa jaket jeans biasa. Melihat saya menggigil kedinginan si YT sigap memberikan jaket yang dia kenakan, katanya dia tidak dingin sama sekali, waoowwwww!!!, terbiasa hidup di salju kan, hehe.. Bukan hanya jaket yang dia kenakan, dia juga memberikan jaket lain yang dimilikinya. Maafkan aku YT tadi sudah berprasangka buruk :). Setiap melihat saya menggigil (walaupun sudah memakai 2 jaket YT) dia nampak khawatir dan berusaha ingin membantu menghangatkan saya, salah satunya dengan cara dia menggosok- gosok punggung saya, tapi dengan sangat hati- hati saya menolaknya
FYI, si YT ini brondong lho, 4 tahun lebih muda dari saya, dia berasal dari Jerman tapi tinggal di Swiss dan untuk 1 tahun ini dia menetap di Australia, sebelum ke Flores dia ke Malaysia dan akan berkunjung ke India ckckckck.....gampang banget ya berpindah- pindah dari satu negara ke negara lain.
Sebagai bule, apalagi dari Jerman dia terhitung sangat terbuka, dia mau menceritakan apapun, dia juga sempat memperlihatkan semua foto saudaranya. Kami sempat bermain kartu, dia cerdas juga, cepat ngeh, dan dia juga sangat menyenangkan, ngobrol dengan Mr. YT tanpa saya sadari membuat saya sangat bahagia. Sangat berbeda waktu pertama bertemu di rumah singgah tadi. Kebetulan ada beberapa bule Eropa di tempat kami, saya kira YT akan bergabung dengan mereka, ternyata dia hanya say hello dan tetap bersama kami. Dia juga rela berbagi minuman dengan saya, duhh ramah banget ternyata si YT.
Puas mengobrol dan malam semakin larut kami putuskan untuk beristirahat, saya akan mengembalikan jaket YT, tapi dia menolaknya, dia bilang saya saja yang memakainya karena saya lebih kedinginan, sempat ada perdebatan kecil, tapi akhirnya saya mengalah untuk mengenakan jaketnya tidur, so sweet bukan? hahahahhah
Pagi datang begitu cepat, saya masih ingin berlama- lama, tapi apa boleh buat kami harus berpisah di Wae Rebo yang penuh kenangan ini (hahahahahah). YT akan kembali ke Labuan Bajo, kota yang juga menjadi tujuan saya setelah berkunjung ke Wae Rebo, dan kami sama- sama berharap bisa bertemu lagi di Labuan Bajo sebelum kami kembali ke tujuan masing- masing. Oh ya, YT 2 kali lho minta nomer HP saya, pas dia minta selalu ada hal lain yang mengalihkan, sampai kami berpisah saya lupa kasih nomer HP saya, mungkin doi juga gengsi minta untuk ke 3kali nya, aduhhhhhhhhhhhh >,<.
Pemandangan indah Manggarai - Labuan Bajo tidak bisa sepenuhnya mengalihkan pikiran saya tentang YT (jijay sebenarnya saya mengakuinya), tapi tidak tahu kenapa saya terkesan sekali dengan orang asing ini. Dan......saya sangat berharap bisa bertenu lagi di Labuan Bajo.
Labuan Bajo...
Di hotel tempat saya menginap saya bertanya kepada resepsionis apa ada tamu mancanegara bernama YT yang menginap di hotel ini, ternyata tidak ada. Saya juga menanyakan hotel- hotel di sekitar tempat kami yang sering ditempati bule- bule menginap. Mungkin saya sudah gila, sampai sebegitunya. Saya masih ingat nama lengkap YT, iseng saya cari di facebook, dan.... ketemu!!!. Tidak langsung di accept permintaan pertemanan saya, mungkin doi masih asyik liburan. Atau juga dia sudah tidak menggunakan akun fb nya. Karena dia sempat bilang kalau sebal dengan orang yang sedikit- sedikit posting di sosmed. Huffttttt saya mulai hopeless.
Hari- hari bisa kujalani normal seperti biasa (hhahahhha....lebay ya), sampai pada suatu waktu, saat OL ada notifikasi YT menerima permintaan pertemanan saya, yeayyy!!!!. Saya mulai stalking, obrak- abrik profilnya nyomot- nyomot foto, sayang hanya sedikit yang saya dapat, seperti yang saya katakan sebelumnya, doi kurang suka sedikit- sedikit posting di sosmed.
Ada sejumput keinginan untuk mengiriminya pesan, sekedar bertanya apa kabar, tapi dasar gengsi ini begitu besar, dan juga karena perbedaan waktu (dengar- dengar sekarang dia kembali ke Jerman) kami tidak pernah bersamaan online, kalau saja bisa bersamaan online mungkin bisa saja saya akan menyapanya lebih dulu.
Bulan demi bulan berlalu, saya sudah mulai lupa tentang YT, tapi, ya ampun!!!!! Belakangan setiap saya ganti foto profil atau posting foto, YT likes my picture!!!, woowwwww!!!! Dan saat dia mengganti akun fb nya, dia tak lupa meng add saya (tapi teman saya juga di add sih, heheh).. Setiap saya travelling, saya sangat berharap kali saja YT sedang mengunjungi tempat yang sama, hehehehe.. Dan itu hanya harapan saya. Sampai pada saya mendaftar beasiswa luar negeri dan saya memilih Jerman sebagai negara tujuan saya, dan saat tes TPA kemarin saya mendapat hasil yang Alhamdulillah, lumayanlah, saya kembali bersemangat!. YT menjadi semangat tersendiri buat saya untuk berjuang mendapatkan beasiswa ini. Saya berjanji kalau saya mendapatkan beasiswa ini, YT akan segera saya kabari :D
Sekarang masa mendebarkan saya menunggu pengumuman beasiswa tersebut.
Semoga ada kabar baik dan wait me YT :D